Akhir Pengabdian Imam Bukhari

Diposting pada 455 views

Imam Bukhari mempunyai nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari. Lahir pada 21 Juli 810 Masehi atau 13 Syawal 194 Hijriyah di kota Bukhara, Uzbekistan. Imam Bukhari meninggal pada tahun 870 Masehi. Beliau terlahir dari seorang ulama terkenal bernama Ismail. Imam Bukhari mewariskan kecintaan Ilmu Hadits sepeninggalan ayahandanya dan akhirnya beliau menjadi ahli hadits terkemuka yang mempunyai banyak kitab hasil karyanya sendiri, seperti Shahih Bukhari.

Berdasarkan riwayat oleh Abu Bakar bin Munir bin Khulaid  bin Askar, bahwa Khalid bin Ahmad Adz-Dzahuli, seorang amir di Bukhara memerintahkan utusannya untuk bertemu Imam Bukhari dan menyampaikan pesan kepada Imam Bukhari supaya bersedia membawakan kitab Al-Jami’ At-Tarikh dan membacakan untuknya. Tetapi, Imam Bukhari berkata:

“Aku tidak akan menghinakan ilmu dan aku tidak akan membawakannya ke semua pintu manusia. Katakan kepada Khalid  jika dia merasa ilmu itu, maka datanglah sendiri ke masjidku atau ke rumahku.”

Mendengar penolakan Imam Bukhari, Khalid merasa tersinggung  sehingga ia menyuruh Harits bin Abi Al-Waraqa untuk menjelek-jelekan mazhab Imam Bukhari. Akhirnya Imam Bukhari terpaksa meninggalkan kampung halamannya menuju sebuah perkampungan di daerah Samarqand. Allah menunjukkan murkanya kepada orang yang memusuhi Imam Bukhari. Khalid sang amir lengser dari jabatannya dan terhina masuk penjara, sedangkan Harits  mendapatkan bencana yang tak terkira, dan  orang  lain yang ikut ditimpakan  bencana adalah anaknya.

Belum sampai di Samarqand, beliau mengalami sakit dan akhirnya singgah di Khartand hingga akhirnya wafat di sana pada malam Idul Fitri 256 H atau 870 Masehi di usia 62 tahun. Sebelum meninggal, beliau menyampaikan wasiat yang berisi, jika beliau meninggal supaya mengkafaninya dengan 3 lapis kain kafan tanpa baju dan tanpa sorban. Abdul Wahid bi Ahmad Ath-Thawarisi berkata, “Dalam tidur aku melihat Rosulullah berdiri menunggu seseorang dalam rombongannya. Kemudian aku bertanya: Ya Rasul, apa yang membuat  anda menunggu di sini? Beliau menjawab: Aku sedang menunggu Muhammad bin Ismail Al-Bukhari. Kemudian selang beberapa hari aku mendapatkan kabar atas meninggalnya Imam Bukhari. Aku perhatikan dalam mimpi, ternyata waktu Imam Bukhari wafat itu waktu ketika aku menjumpai Rosul dalam mimpi.”

Baca Juga:  Hakikat Peringatan Maulid Nabi

Sumber:

https://tebuireng.online

https://www.nu.or.id

https://republika.co.id

Oleh: Iqna Isti’nafiyyah

Foto: ingatallah.com