Kini impianku Tinggi melambung  Bagai benang layang-layang yang melesat ke angkasa saat ada angin kencang menerpa   Membawa serta merta sejuta ide sejuta imajinasi yang membuana di kepala Oh sekiranya ada yang menyambutnya betapa satu beban rasa telah tertunaikan  Impian itu kerap mengejar memburu rasa yang tak berkesudahan  Mengusik nyenyaknya senyap

aku mengubur kotak beludru bersama ibu, ia menunggu sembari membawa kotak baru ibu menyerahkan kotak itu netraku girang tubuhku jejingkrakan laiknya mendapat undian dari benda itu aksara datang silih berganti bersautan tak juga bosan simpati empati seringan story berbadan kosong haha hihi tanpa nyawa bermakna ganda ketika benda pipih itu

Mengabdi adalah kata yang tak berbatas pada profesi. Mengabdi adalah nafas yang dimaknai. Mengabdi adalah memberi yang seluruh. Menyerahkan yang segala. Tak membahas batas minimal atau maksimal. Tak menghitung jumlah atau bilangan. Mengabdi adalah mengikat perihal sabar, syukur, dan ikhlas. Tak mengungkit kata balas. Tak menagih yang terlepas. Meski mengabdi

Masih ku ingat betul langit hitam di pagi Jum’at Di 18 April 2013 Selepas shubuh yang masih remang kami berkumpul di ruang kosong yang penuh Semua sesak berjama’ah Menyeka ujung mata masing-masing Tidak ada kompromi, namun seperti sudah ada komunikasi dalam hati ke hati Suasana menjadi tidak menyenangkan, Pikiran medadak

Hanya senja Yang tersenyum di ufuk barat Sambil malu-malu Membantuku mengeja aksara demi aksara Perihal intuisi puisi berujung ilusi Terhanyut lembut menjemput imajinasi   Hanya senja Yang paling setia menanti malam Untuk membawanya tenggelam Ke dasar alam yang seolah karam Bertenang hati mengusir suram   Hanya senja Yang paling lihai

Aku mengenal sosok panutan Yang sering dipanggil Bapak Dalam setiap kisah yang tertulis Pada lembaran kenangan bersamanya   Tidak dapat dipungkiri, Kisah Bapak membawa haru bagiku Membuat aku ingin menemuinya Melihat dan menyapa secara langsung   Tapi semua itu khayalan belaka Saat ini, semua hanya tinggal cerita Menyapa dengan senyum

Selamat datang, Cinta yang kunanti di setiap hitungan hari. Selamat datang, Detik demi detik yang ingin kuperlambat waktunya. Selamat datang, Kebahagian jiwa yang haus akan ketaatan. Kini… Angin timur menghembuskan senyuman dari tuhan Menyejukkan setiap keringnya dedaunan Katanya, berbahagialah tanpa tangisan kedukaan. Menarilah, Seaakan – akan dunia mendukungmu. Berpuisilah, Seolah

Jauh ketika kau sahabat Menawarkan satu opsi Kemana kan ku ayunkan langkah kaki ku ini ?? Bukan karena dorongan orang terpercaya sekalipun Bukan pula karena pelarian atau kompensasi apapun Dan makanya aku bersyukur penuh syukur Sajadahku ini bisa ku gelar di lantai ini Tasbihku masih setia menemani aku bersimpuh di

Bagaikan rembulan di kegelapan malam Kau hadir tuk sekedar menerangi alam Bagaikan bintang-bintang yang gemerlapan Kau adalah satu bintang yang paling terang Mempercantik keindahan, elok nan menawan dipandang Bagaikan cahaya mentari  pagi Kau selalu bersinar terang hangat dinikmati Ibuku sayang …. Kau adalah rembulanku, kau adalah bintangku, Kau adalah matahariku,

Lelakiku Engkau lelakiku… Selamanya tetap lelakiku Cinta pertama yang takkan usai oleh waktu Luasnya hatimu tak pernah menuntut lebih Tulusnya cintamu tak pernah melihat kekuranganku Engkau lelakiku… Yang karena pengorbananmu, aku bisa sampai di titik ini Yang karena perjuanganmu, aku masih tetap sanggup berdiri Terimakasih untuk kesah yang tak pernah