Hidup Bersama Al-Qur’an

Diposting pada 28 views

Al-Qur’an adalah haq, kebenaran sejati yang sesuai dengan kenyataan. Muncul dari Dzat Yang Haq, sumber kebenaran dan kebaikan. Diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada manusia yang paling mulia di muka bumi ini yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW. Allah memerintahkan umatnya untuk selalu membaca dan mengamalkan Al-Qur’an beserta maknanya agar terasa kenikmatan dan eksistensi Al-Qur’an di dalam dirinya.

Al-Qur’an berisi ajaran-ajaran yang baik dan merupakan pedoman hidup bagi manusia. Salah satu ajarannya yaitu menjaga hubungan baik. Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya mampu menciptakan dan menjaga hubungan harmonis antara dirinya dengan Allah dan dirinya dengan manusia yang ada disekitarnya. Seperti di dalam firman Allah Surah an-Nisa ayat 36 berikut:

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا(36)

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”

Allah memerintahkan umat muslim untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya serta tidak menyekutukan-Nya. Menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya adalah suatu bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah. Selain itu umat muslim juga diwajibkan untuk berbuat baik, terutama kepada 9 kelompok yang telah dijelaskan di dalam ayat diatas yaitu: kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat baik itu istri, anak, teman kerja, teman dikelas dan lain-lain, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Namun, berbuat baik tidak terbatas hanya kepada 9 kelompok tadi. Di bumi ada banyak sekali makhluk Allah dan kita wajib untuk berbuat baik, salah satunya seperti kepada hewan dan tumbuhan. Tanpa adanya ekosistem yang baik antar makhluk hidup maka tidak akan tercipta kehidupan yang harmonis di muka bumi ini. Oleh karena itu betapa pentingnya menciptakan dan menjaga hubungan yang harmonis itu.

Baca Juga:  Menyiram Kebaikan di Bulan Sya'ban

Orang yang mengamalkan Al-Qur’an di dalam hidupnya, akan selalu bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam Al-Qur’an. Ia akan selalu menjaga perilaku, akhlak dan ucapannya terhadap orang disekitarnya. Sekalipun kepada musuhnya, karena di dalam Al-Qur’an Allah tidak pernah sekalipun menyuruh manusia untuk bermusuhan. Karena itu adalah perilaku syaitan yang sangat dibenci oleh Allah. Tidak ada kata musuh dalam kehidupan karena semua makhluk Allah itu bersaudara.

“Sebagai kalam-Nya, Allah senang jika Al-Qur’an dibaca. Sebagai pesan-Nya, Allah senang jika kandungan Al-Qur’an diperhatikan dan diamalkan. Dengan itu, niscaya Allah akan menyenangkan Anda dengan cara Allah sendiri. Baik berupa materi atau nonmateri, baik di dunia maupun di akhirat, baik sekarang atau waktu mendatang.”

Membaca Al-Qur’an, menjaga perilaku, akhlak, ucapan dan menjaga hubungan yang harmonis terhadap sesama manusia, dengan tidak memandang agama, ras, atau lainnya berarti kita telah melangkah maju untuk mengamalkan Al-Qur’an di dalam kehidupan. Itulah pesan-pesan Allah yang sangat indah dan mulia, dan jika diamalkan maka akan menciptakan keharmonisan di muka bumi ini. Itulah salah satu bentuk rahmat Allah kepada semua makhluk-Nya

Lantas kemudian, apakah kita termasuk bagian dari orang-orang yang mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari kita? Sudahkah kita menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya? Tak ada kata terlambat untuk memperbaiki. Allah akan selalu menerima taubat hambanya, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sumber : Buku Oase Al-Qur’an Penyejuk Kehidupan karya Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad

Oleh: Eka Novitha

Foto: freepik.com

Baca Juga:  TRADISI NYADRAN DALAM HUKUM ISLAM, SYIRIKKAH?