image source : http://casbah-tribune.com/interdiction-du-commerce-des-sonneries-dattente-a-caractere-religieux/

Hukum Membaca Alquran di Gadget

Diposting pada 237 views

Oleh : Ustadz Agus Najib

Pertanyaan : Hukum membaca Alquran di Handphone, apa harus dalam keadaan suci?

Jawab           :

Di antara hal-hal yang mewajibkan wudhu menurut madzab Syafi’i adalah memegang atau menyentuh mushaf yang di dalamnya ada tulisan Alquran sebagaimana disebutkan dalam Alquran لايمسه الا المطهرون  (tidak boleh menyentuh Alquran kecuali orang-orang yang berwudhu). Dan yang dimaksud dengan mushaf adalah kertas atau kumpulan kertas yang di dalamnya ada tulisan huruf-huruf Alquran. (As-sayyid al Bakry ad-Dimyai, I’anatut Thaliin, I : 68).

Menurut Imam Izzuddin bin Abdissalam, wajib memuliakan  huruf-huruf tulisan Alquran dalam mushaf dengan wajib berwudhu ketika menyentuhnya karena huruf-huruf itu menjadi dalil terhadap dzat Allah SWT. Adapun membaca Alquran di luar kepala (بظهرالغيب), maka tidak diwajibkan berwudhu, tetapi disunnahkan berwudhu untuk menghormati dan mengagungkan Alquran.

Pada zaman kemajuan teknologi seperti sekarang ini, tulisan atau suara Alquran bisa diaplikasikan di dalam handphone. Maka tulisan Alquran di dalam handphone itu tidak sama dengan huruf-huruf Alquran dalam mushaf, karena huruf-huruf dalam mushaf bisa disentuh secara langsung, sedangkan tulisan Alquran di dalam handphone merupakan getaran tampilan yang bisa muncul di layar ketika dikehendaki dengan men-klik tombol tertentu, bukan huruf-huruf yang bisa disentuh secara langsung.

Tampilan Alquran di layar monitor handphone itu sama dengan mushaf yang diletakkan di dalam peti kaca di sebuah museum, dan sama juga dengan kaset yang berisi rekaman Alquran, yang huruf-hurufnya tidak bisa disentuh secara langsung.

Oleh karena itu, membaca Alquran melalui handphone tidak diwajibkan berwudhu, karena tidak bersentuhan dengan huruf-huruf Alquran secara langsung. Tetapi alangkah lebih baik jika berwudhu untuk menghormati Alquran. (Al-Islam Su’al wal Jawab, fatawa 106961)

Baca Juga:  Akhir Pengabdian Imam Bukhari