KH. Ahmad Warson Munawwir

KH. Ahmad Warson Munawwir: Sang Penulis Kamus Legendaris

Diposting pada 786 views

Ahmad Warson Munawwir, pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q, putra dari KH. Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Beliau terkenal sebagai sosok yang sangat mengajarkan kerendah hatian dengan keluhuran, ketulusan, kecerdasan, dan kehebatan.

Selain itu, beliau sosok yang sangat sederhana dari segala aspek kehidupannya. Salah satunya dari cara berpakaian beliau yang sangat sederhana, memperlihatkan bahwa kualitas seseorang tidak dari pakaiannya, melainkan cukup meningkatkan kualitas diri. 

Sosok beliau yang sederhana, tapi menghasilkan karya yang sangat besar yakni sebuah kamus arab Indonesia yang tercetak sampai berulang-ulang hingga beberapa edisi. Berawal dari pasca wafatnya KH. Munawwir, beliau diasuh, dididik, dan menjadi santri pertama KH. Ali Maksum, mengingat bahwa KH. Munawwir dan KH. Ali Maksum sama-sama berguru dengan mbah KH. Kholil Bangkalan.

Baca juga http://almunawwirkomplekq.com/hari-braille-sedunia/

Dalam didikan kedisiplinan KH. Ali Maksum, KH. Warson memanfaatkannya untuk menguasai ilmu, terutamanya pada bidang bahasa Arab. Begitu kagumnya beliau terhadap KH. Ali Maksum hingga menyebutnya sebagai “Sang Munjid Berjalan”. Beliau diminta untuk menulis kamus yang sekarang menjadi kamus arab Indonesia yang paling fenomenal. 

Berangkat dari niat ikhlas lillahi ta’ala dan bimbingan dari para guru, beliau memulai untuk menulis karyanya dalam membuat kamus. Namun, sempat berhenti karena merasa ragu dan bimbang ketika menulis. Beliau merasa takut apabila terdapat banyak kesalahan dari karya yang beliau tulis. Akhirnya beliau datang kepada 2 tokoh besar Nahdlatul Ulama’, yakni KH. Hamid (Pasuruan) dan KH. Bisri Musthofa untuk meminta bimbingan.

Mereka meyakinkan KH. Ahmad Warson untuk tetap meneruskan menulis dan kemudian menerbitkan kamus yang ia tulis. “Jangan takut, semua kesalahan dapat diperbaiki”, itulah kalimat yang para gurunya sampaikan kepada KH. Ahmad Warson. 

Baca Juga:  Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari: Ulama dari Pulau Kalimantan
Baca juga http://almunawwirkomplekq.com/interkoneksi-kesehatan-pikiran-dengan-tubuh/

Berkat dukungan dari keduanya, beliau meneruskan menulis dan menerbitkan dengan manamai kamus Al-Munawwir setelah matur kepada KH. Ali Maksum. Selain itu, KH. Ahmad Warson ialah sosok yang suka berorganisasi. Beliau selalu ingin berusaha unuk menjadi seseorang yang bermanfaat, tak lupa juga selalu mengajarkan ilmu kepada santri dan murid-muridnya. 

خَيْرُالنَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

‘Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia yang lain’

Oleh : Zia Zahra Hudaya

Sumber :