Memperingati Hari Raya Waisak di Masa Pandemi Covid-19

Diposting pada 59 views

Hari Waisak merupakan hari suci agama Buddha. Nama Waisak di berbagai negara, antara lain Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka. Nama Waisak sendiri diambil dari bahasa Sanskerta ‘Waisakha’ yang artinya ‘kelahiran’.

Hari Waisak juga dikenal sebagai Trisuci Waisak karena bertepatan dengan tiga peristiwa penting umat Buddha. Tiga peristiwa penting tersebut, antara lain:

  1. Lahirnya Pangeran Siddharta pada tahun 623 SM,
  2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 SM,
  3. Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara saat berumur 80 tahun pada tahun 543 SM.

Hari Waisak kali ini jatuh pada Rabu, 26 Mei 2021. Hari Waisak di Indonesia diperingati sebagai Hari Libur Nasional, bersamaan dengan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Nyepi, Hari Natal, dan hari raya agama lain. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan hari Waisak tahun 2020-2021 dirayakan secara terbatas. Mengingat semakin parahnya pandemi covid-19.

Beberapa vihara melaksanakan perayaan Waisak ini secara terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat, seperti di Vihara Budha Dharma Gorontalo. Berbagai persiapan dan latihan puja dilakukan oleh pemuda Buddha Dharma. Menurut pengurus vihara, umat yang berumur 50 tahun ke atas tidak diperkenankan datang ke vihara. Para umat tersebut diperkenankan merayakannya melalui virtual. Sementara beberapa yang lain meniadakan perayaan Waisak dengan alasan pandemi, seperti di Candi Borobudur. Sejak tahun 2020, perayaan Waisak di Candi Borobudur ditiadakan. Menurut Penyelenggara Bimbingan Masyarakat Buddha Kanwil Kemenag Kabupaten Magelang, Saring menjelaskan, perayaan Waisak disarankan dilakukan secara virtual. Sekiranya perayaan akan dilakukan di vihara, hanya dapat dilakukan di zona hijau dengan pembatasan jumlah peserta.

Baca Juga:  Kebahagiaan dalam Menunaikan Zakat

 Perayaan Hari Waisak dipusatkan secara nasional di komplek Candi Borobudur. Rangkaian perayaan Waisak nasional secara pokok adalah sebagai berikut:

  1. Pengambilan mata air berkat dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan penyalaan obor menggunakan sumber api abadi Mrapen, Grobogan.
  2. Ritual “Pindapatta” merupakan suatu ritual pemberian dana makanan kepada para biksu oleh umat Buddha untuk memberikan kesempatan kepada umat untuk melakukan kebajikan.
  3. Samadhi pada detik-detik puncak bulan purnama. Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Namun, pada pandemi kali ini, vihara yang digunakan untuk perayaan dibatasi maksimal 30% dari kapasitas tempat. Para umat yang hadir diwajibkan menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, dan mengucapkan salam dengan anjali (mengatupkan kedua belah tangan di depan dada). Meskipun begitu, diharapkan umat Buddha tetap melaksanaan perayaan dengan khidmat dan selalu menaati protokol kesehatan.

Oleh: Mutiara Nurul Azkia

Photo by sibi ar from Pexels

Sumber: wikipedia, harian jogja, tribunnews, kompas tv

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/05/24/kemenag-terbitkan-panduan-perayaan-hari-raya-waisak-2021-saat-pandemi-covid-19-ini-isinya
https://id.wikipedia.org/wiki/Waisak
https://news.harianjogja.com/read/2021/05/24/500/1072580/perayaan-waisak-2021-di-borobudur-ditiadakan-di-vihara-boleh-tapi-dibatasi