gambar dicuplik dari cahayaislam.id

Peka terhadap Lingkungan Sekitar

Diposting pada 294 views

Indentik dengan kehidupan sehari-hari manusia, yang tidak ada hentinya berperan dalam alam yang kita pijak. Siapa yang tidak berhubungan dengan yang namanya sampah. Tiap detik kehidupan manusia akan berhubungan langsung dengan sebuah sampah. Bungkus makanan yang isinya akan mereka makan, botol minuman segar yang isinya mereka teguk ketika cuaca yang panas, lembaran kertas putih bernoda tinta, dan masih banyak sampah yang tak tersebut.

Beberapa manusia memiliki tingkat kepedulian yang rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan ketika ada seseorang berjalan melewati beberapa ceceran sampah dijalan. Tidak banyak orang yang memberanikan diri untuk mengulurkan tangannya dan mengambil sampah lalu memindahkankannya ke tempat sampah, padahal sampah tersebut ringan tak seberat baja. Lantas mengapa berat bagi beberapa orang memungut secuil sampah tersebut?

Saya tinggal dilingkup pondok pesantren, dengan kapasitas santri sekitar 400 santri. Misalkan setiap santri membeli 2 botol minuman dalam sehari, maka terdapat 800 sampah botol minuman. Bisa kita direnungkan bagaimana dengan satu minggu kedepan, satu bulan kedepan, satu tahun kedepan, sudah berapa juta sampah bekas botol minuman yang berserakan jika tidak diolah.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut. Hal tersebut dapat terlihat pada sepanjang tahun 2017 volume sampah mencapai 65,8 juta ton dan prediksi volume sampah tahun 2018 meningkat sampai 66,5 juta ton (idntimes.com). Bagaimana tidak banyak dengan jumlah penduduk Indonesia yaitu 265 juta jiwa. Setiap daerah di Indonesia, kota besar maupun kecil, rata-rata volume sampah setiap tahunnya selalu bertambah bukannya berkurang.

Lama-lama Indonesia menjadi lautan sampah serta pegunungan sampah. Segala macam cara dapat dilakukan. Indonesia masih banyak berupa agar sampah-sampah yang menumpuk itu berkurang atau bahkan bebas dari sampah, tapi itu kemungkinan kecil.

Baca Juga:  Jangan Berhenti Berdoa Meski Belum Terkabulkan

Pondok pesantren yang sekarang ku tinggali, memiliki program dalam memilah sampah. Sampah bekas makanan maupun minuman akan dipilah dalam 3 kotak sampah besar yang telah disediakan. Sebagai pemilah antara sampah organik maupun non organik. Serta kepedulian santri agar selalu memerhatikan berbagai sampah disekitar agar tidak berserakan sembarangan dan lingkungan tidak tercemar serta terciptanya lingkungan yang sehat. Bahagia itu sederhana, ketika melihat disekitarmu itu bersih.