Pentingnya Amal Kebaikan

Diposting pada 61 views

و عن حذيفة و ابي هريره رضي الله عنهما قالا؛ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم؛ يجمع الله الناس ويرسل الآمنة والرحم فيقومان على جنيتي الصراط يمينا وشمالا فيمر اولهم كالبرق ثم كمر الريح ثم كمر الطير ثم كثد الرجال اي عدوهم تجري بهم اعمالهم ونبيكم  قائم على الصراط يقول يا رب سل سلم حتى تعجز أعمال العباد حتى يجي الرجال فلا يستطيع السير إلا زحفا قال وفي حا فتى الصراط كلا ليب معلّقة مأمورة من أمرت به فمخدوش ناج ومكدوش في النار رواه مسلم

 

Apa yang menjadi laku kebiasaan di dunia, baik berupa amal baik ataupun buruk, di akhirat kelak akan berwujud balasan. Sesungguhnya, ketika di dunia pun Allah telah mewujudkan amal-amal dengan wujud seseorang atau sesuatu. Sebagai contoh, Ahmad adalah orang yang baik hati maka ketika Ahmad sedang membutuhkan pertolongan, Allah menggerakkan hati orang-orang di sekitarnya untuk menolong. Amal baik senantiasa bisa memberikan pertolongan akan tetapi terkadang kita tidak menyadarinya.

Amal baik pun akan menjadi penolong saat berada di shirath. Shirath adalah jembatan licin, berduri, terdapat kawat pengait dan ujungnya bengkok yang terbentang di atas neraka untuk menuju surga. Ada orang yang melewati shirath dengan sangat cepat. Ada yang melewatinya dengan cepat. Ada pula yang melewatinya dengan lambat. Bahkan ada pula yang melewatinya dengan sangat lambat. Tingkat kecepatan dalam melewati shirath bergantung pada kuantitas dan kualitas amal ibadah selama di dunia.

Meskipun Allah akan menunjukkan para Nabi  kepada umatnya, untuk dibela tetapi amal kita di dunia lah penentunya.

Maka dari itu, hidup adalah pilihan. Ingin memilih menjadi orang yang celaka atau orang yang bahagia? Kuncinya adalah bukan dari seberapa banyak harta yang kita miliki tetapi seberapa besar amal kebaikan yang telah kita lakukan.Tak bisa kita pungkiri bahwa harta itu penting, namun harta yang tidak digunakan untuk orientasi ukhrawi tiada guna di akhirat kelak. Marilah menabung amal hari ini, karena belum pasti esok masih ada nafas dalam diri.

Baca Juga:  Airku Sayang, Airku Malang

*Dilansir dari pengajian Kitab Qul Hadzihi Sabil dengan Ustaz Maulidi