Sejarah Di Balik Hari Kesaktian Pancasila 

Diposting pada 68 views

Hari kesaktian pancasila bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia. Peristiwa yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober itu telah menorehkan sejarah panjang yang penuh dengan perjuangan para pahlawan terdahulu.

Lantas, bagaimana sejarah panjang itu terbentuk?

Ada peristiwa besar yang melatarbelakangi peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Peristiwa itu tak lain adalah G30S PKI yang merupakan luka lama bagi bangsa Indonesia. Meskipun menyakitkan, peristiwa G30S PKI masih saja dikenang sampai hari ini karena generasi penerus bangsa harus mengenal sejarah bangsanya sendiri agar bisa memetik pelajaran berharga untuk masa depan Indonesia kelak. 

Dikutip portal jember dari news Unair, Dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR), Arya Wanda Wirayuda, S. Hum., M. mengatakan bahwa Hari Kesaktian Pancasila diperingati karena ideologi Pancasila kembali dikuatkan oleh pemerintah pasca peristiwa G30S. Pada masa pemerintahan Soeharto, hari besar itu adalah legitimasi pemerintah mengembalikan Pancasila pada ideologi negara dan menolak paham selain Pancasila.

Fakta ini diungkapkan di dalam jurnal yang ditulis oleh Fitri Yanti dengan judul Peristiwa G30S/PKI di Balik Penetapan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 1965.

“Partai Komunis mau tunduk kepada ketentuan pemerintah, menerima ideologi nasional hanya sebagai alat agar mereka diberi hak hidup. Akan tetapi, begitu kekuatan dan pengaruhnya sudah besar, “kesetian dan kepatuhan” segera ditinggalkan”, tulis Fitri.

“Kenyataan itu dapat dilihat pada tahun 1965. Pada saat pengaruh PKI sudah mendominasi percaturan politik nasional, pernyataan tunduk pada “Pancasila hanya sebagai alat pemersatu dan kalau sudah bersatu Pancasila tidak diperlukan lagi”,” Fitri menambahkan.

Fakta sejarah Hari Kesaktian Pancasila dan G30S PKI memang memiliki keterkaitan yang kuat sehingga masyarakat Indonesia tidak boleh meninggalkan sejarah besar ini.

Baca Juga:  Tak Hanya Fisik, tapi Juga Rasa

Oleh: Dewi Habibatul Alawiyah

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com

Photo by Mufid Majnun on Unsplash