Sejarah Hari HAM dan Perayaannya di Masa Pandemi

Diposting pada 175 views

Tanggal 10 Desember diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Adanya Hari HAM internasional dilatarbelakangi oleh kekejaman dan kekerasan yang terjadi selama Perang Dunia ke-II yang terjadi pada tahun 1939-1945. Tragedi tersebut memberikan pelajaran penting bagi warga dunia untuk selalu menghormati serta menunjung tinggi hak setiap manusia. Sebab, pada dasarnya hak asasi manusia merupakan anugerah dari Tuhan yang didapatkan sejak manusia dilahirkan ke dunia. Oleh karenanya, HAM tidak boleh dilanggar atau diinjak-injak yang mengakibatkan hak seseorang terampas.

Menghindari pelanggaran HAM terulang kembali, PBB berinisiatif  menerbitkan deklarasi tentang HAM, beberapa deklarasi yang dibentuk oleh PBB diantaranya adalah, Magna Charta (1215), Bill of Rights (1689), Declaration of Independence AS (1776), Bill of Rights AS (1791), Declaration of The Rights of Man and The Citizen, Perancis (1789).

Instrumen-instrumen tersebut menjadi sumber inspirasi dalam pembentukan UDHR (Universal Declaration of Human Rights) yang di Indonesia dikenal dengan nama DUHAM (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia). Perumusan DUHAM bermula pada tahun 1947 yang dilakukan oleh anggota Komisi HAM. Kemudian, pada 10 Desember 1948 Deklarasi Universal HAM diadopsi oleh Majelis Umum PBB di Palais de Chaillot, Paris. Dua tahun kemudian tepatnya pada 10 Desember 1950, Majelis Umum PBB menerbitkan Resolusi 423 yang isinya himbauan kepada semua negara anggota dan organisasi PBB untuk setiap tahunnya memperingati 10 Desember sebagai Hari HAM Internasional.

Baca Juga:

Baca Juga:  Awwalussanah: Tanda Dimulainya Tahun Ajaran Baru

Sejak saat itu, setiap tanggal 10 Desember seluruh negara merayakan hari HAM. Prinsip yang ada pada. Deklarasi Universal HAM tidak jauh berbeda dari prinsip deklarasi sebelumnya, yang mengandung pernyataan mengenai hak yang tidak dapat dicabut sebagai manusia terlepas dari ras, warna, jenis kelamin, agama, bahasa, pilihan politik atau pendapat lain, nasionalisme atau sosial, hak milik, serta kelahiran atau status lainnya. Deklarasi tersebut sering diterjemahkan di seluruh dunia hingga 500 bahasa yang berbeda. Dengan adanya deklarasi tersebut muncul berbagai perjanjian internasional HAM di tingkat regional, isi konstitusi negara-negara, dan perumusan undang-undang yang berhubungan dengan isu HAM di berbagai negara.

Perayaan resmi Hari HAM Internasional dimulai pada tahun 1950 setelah Dewan PBB mengundang semua negara dan organisasi untuk ikut memperingatinya. pada tahun 1952, UN Postal Administration mengeluarkan rancangan perangko untuk merayakan hari HAM dan menerima sekitar 200 ribu pesanan di muka.

Pelaksanaan peringatan hari HAM tahun ini, berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya diadakan berbagai acara seperti Seminar, Fun Walk, Pameran, Lomba Cerdas Cermat, dan puncak peringatan hari HAM yang telah dilaksanakan di Kota Bandung. Tahun ini tidak dapat menyelenggarakan berbagai acara yang menyebabkan berkumpulnya orang-orang. Hal ini dikarenakan pada tahun ini, bertepatan dengan mewabahnya Covid-19 yang menyebabkan seluruh aktivitas masyarakat terbatas.

Adapun tema peringatan hari HAM ke-72, tahun ini, adalah “Recover Better- Stand Up for Human Rights” yang diambil dari kondisi pandemi Covid-19, di mana krisis pendemi telah menyebabkan meningkatnya ketidaksetaraan, kemiskinan, diskriminasi, kesenjangan, serta masalah lainnya. Tema tersebut diharapkan dapat menciptakan kepedulian terhadap HAM agar kondisi krisis segara pulih.

Baca Juga:  Sejumlah Santri Ikuti Ujian Masuk Tahfiz

Peringatan hari HAM dapat dijadikan sebagai refleksi diri, menyadari betapa pentingnya penghormatan dan pengakuan terhadap hak asasi setiap manusia. Hingga PBB turun tangan menerbitkan Deklarasi Universal HAM yang diperuntukkan bagi seluruh negara di dunia dengan tujuan menjunjung tinggi dan menghormati hak asasi seluruh penduduk dunia.

Untuk  menghormati perayaan Hari HAM Internasional, pada masa pandemi ini, yaitu dengan mengakhiri segala bentuk diskriminasi yang dapat menyebabkan krisis HAM, mengatasi ketidaksetaran, mendorong kontrak sosial untuk memajukan dan melindungi hak ekonomi, sosial, dan budaya dalam new normal, mendorong partisipasi dan solidaritas, serta mempromosikan pembangunan berkelanjutan demi kebaikan seluruh manusia.

Selamat Hari HAM Internasional!

Oleh: Syarifah Rufaida

Gambar: Shutterstock

Sumber:

http://ham.go.id/2019/11/20/peluncuran-pekan-hari-ham-peringatan-hari-ham-sedunia-ke-71-digelar-di-kota-bandung/
https://bone.go.id/2020/12/09/tema-dan-logo-hari-ham-seduni-2020/
http://ham.go.id/2020/12/08/kita-cari-tahu-sejarah-hari-ham-yuk/