Di tengah kondisi menghadapi pandemi, wajar apabila manusia mengalami kecemasan. Berbagai himbauan, baik yang bernada halus hingga yang bernada ancaman, bertebaran di media sosial. Masyarakat mengalami semacam kegugupan. Ketika pemerintah belum mengumumkan kasus positif Covid-19, masyarakat sudah berbondong-bondong menyetok berbagai barang yang sekiranya bisa melindungi diri dan keluarga mereka dari

Awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan virus yang berasal dari Wuhan, China bernama corona yang sekarang dikenal dengan sebutan Covid-19. Virus ini menyebar hampir ke seluruh negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Mewabahnya Covid-19 di Indonesia menyebabkan pemerintah menghimbau masyarakat agar melakukan physical distancing dan self-isolation untuk mengurangi penyebaran virus

Akhir-akhir ini media sedang diramaikan dengan suatu tagar “Indonesia Terserah”. Guru Besar Psikologi  Sosial UGM, Prof. Faturochman menilai munculnya “Indonesia Terserah” merupakan bentuk protes para tenaga medis terhadap pemerintah dan masyarakat. Menurut beliau,  para tenaga medis mengharapkan adanya kebijakan yang tegas dari pemerintah. Selain itu, tagar ini juga dianggap sebagai

Jumlah kasus virus corona seiring bertambahnya hari semakin bertambah banyak, di Indonesia sendiri, kasus yang sudah menyentuh 8.221 (24/4). Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat memaksimalkan ibadah puasa Ramadan di dalam rumah saja. Tidak sedikit dari kita yang merasa bosan dan jenuh dengan kegiatan yang itu-itu saja selama adanya himbauan untuk

Tahun 2020 sudah bisa dipastikan menjadi tahun yang penuh ujian, di tahun inilah lembar sejarah baru telah dituliskan, mayoritas kebiasaan manusia menjadi berubah sejak hadirnya wabah. Terutama bagi sebagian besar pelajar, tahun ini memang sedikit menyebalkan, sudah berbulan-bulan kegiatan belajar ditempuh melalui daring, tak ada tatap muka dan getaran suara

Terhitung sejak Maret dua ribu dua puluh.  Kursor tetap berkedip, masih bertanya perihal pandemi. Kepala yang sebelumnya tak berisi, kaget bukan kepalang, tetiba sesak penuh kabar pandemi tak kunjung henti.  Nikmat menghirup dunia, sudah direnggut paksa selama hampir lima bulan—ini. Gelas berisi air lemari es ku di sebelah ku bertanya

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui ketua umumnya, KH. Said Aqil  Siraj berseru kepada masyarakat terutama dari kalangan Nahdliyin untuk mengikuti protokol kesehatan, di Kantor BNPB pada Jumat (10/7). “Saya ketua umum PBNU mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama warga NU agar wajib hukumnya mengikuti protokol kesehatan”, ungkap Kiai Said. Di antaranya