Tradisi Rebo Kasan

Diposting pada

Rebo Kasan, Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan dalam tradisi Jawa berarti Rabu terakhir di bulan Safar. Adapun dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Arba Mustamir. Tahun ini Rebu Kasan jatuh pada tanggal 6 Oktober kemarin. 

Abdul Hamid Quds dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur menjelaskan bahwasanya banyak para Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun Allah SWT. menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.

Ada beberapa amalan yang biasa dilaksanakan pada hari tersebut yang mencakup salat, zikir, doa, bersedekah, dan menyebut asma Allah atau ayat-ayat Alquran yang dikenal dengan ayat selamat. Amaliyah tersebut dilakukan sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT. agar terhindar dari segala macam musibah dan cobaan. Selain amalan-amalan tersebut, ada juga tradisi yang dilakukan oleh masyarakat. 

Reko Kasan menjadi salah satu tradisi masyarakat di Kota Pekalongan  yang masih lestari hingga saat ini. Tradisi yang masih berjalan di antaranya pembagian makanan dan udik-udikan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di Pekalongan tradisi Rebo Kasan tetap berjalan walaupun di era pandemi.

Udik-udikan adalah kegiatan menaburkan uang logam, yang biasanya terdiri dari uang 500-an dan 1000-an. Sebelum ditaburkan, uang logam tersebut dicampur dengan beras dan parutan kunyit. Tradisi udik-udikan dilakukan oleh masyarakat Pekalongan sejak pagi hari hingga malam hari. Anak-anak hingga orang tua berduyun-duyun menuju rumah satu ke rumah lain dan mereka saling berebut untuk mendapatkan uang logam. Setelah kegiatan udik-udikan tersebut, biasanya masyarakat membagikan makanan, misal nasi, ketan, dll.

Oleh: 4E

Pictured by goodnewsfromindonesia.id