Suara burung berkicau, pertanda hari sudah pagi dan pada saat itu juga seorang gadis tengah bangun dari mimpi yang sangat melelahkan, entah mimpi itu buruk atau pun sebaliknya. Kemudian gadis itu melakukan pekerjaan sehari-harinya.  “Sudah bangun?”  “Iya” “Ada apa?”, tanya salah satu kawannya. “Haruskah aku tertidur sepanjang hari agar aku

“Labbaikallahumma labbaik,” terdengar suara seperti bisikan. Seketika tangan Ridho berhenti menuntun pena. Hati-hati, ia edarkan pandangan mata ke arah sekitar. Setengah menekan rasa takut yang tiba-tiba memeluk, dilihatnya jam dinding. Malam masih menunjukkan pukul 22.48 WIB. Seketika juga rasa kantuk hilang. Segera, ia letakkan pena dan buku di nakas meja,

KH. A. Warson Munawwir dikenal sebagai penyusun kamus Arab-Indonesia terlengkap setebal 1634 halaman. Disusun dari saat masih menjadi santri KH Ali Maksum yang menjadi Guru Besar di Ponpes Krapyak hingga almarhum menjadi guru di Ponpes Krapyak. Butuh perjuangan panjang dan tak mudah saat menyusun satu-satunya kamus terlengkap itu. Berguru langsung

Bicara soal “Jomblo”, siapa yang tidak tahu istilah tersebut? Hampir seluruh kawula muda paham dengan istilah ini. Jomblo adalah seseorang yang belum memiliki pasangan, baik dalam jangka waktu yang lama maupun pendek. Seiring berjalannya waktu, istilah “Jomblo” memiliki banyak macamnya, di antaranya timbul karena faktor kondisi yang dialami si “Jomblo”,

Mungkin ada setumpuk rindu yang hanya bisa dipendam pada masing-masingnya. Ingin mengungkap tapi terhalang sungkan dan segan bahkan gengsi untuk memulai berucap Bertemu, hanya bersapa tatapdan senyum tanpa perbincangan yang berarti. Lorong yang tak seberapa ukurannya itu pernah menjadi saksi segala macam perbincangan kami dari hal pelajaran, pengalaman, bahkan soal

Dalam sejarahnya, 17 Oktober 1987 merupakan hari di mana terjadi deklarasi pertama dari 100.000 pembela hak asasi manusia yang berkumpul di Human Right and Liberties Plaza di Trocadero, Paris. Hal ini dipelopori oleh seorang politikus asal Prancis Joseph Wresinski, dilakukan untuk menghormati korban kelaparan, kemiskinan, kekerasan dan ancaman. Gerakan ini

Sore itu suara takbir dan tahmid mulai terdengar, begitu nyaring dan syahdu rasanya. Ada perasaan haru, sedih, Dan juga bahagia. Lebaran kali ini terasa sangat berbeda, salah satunya karena ini kali pertama bisa lebaran di pondok, ada perasaan bangga pada diri sendiri, bukan karena merasa sudah hebat dengan keputusan ini

Membingkai hati menyambut bulan penuh ampunan, dengannya doa doa terbaik dipanjatkan. Sore ini terasa sedikit berbeda, banyak santri berbondong bondong membeli beberapa makanan untuk persiapan sahur pertama. Semua nampak tersenyum memandang langit sore yang seakan turut lebur dalam suka cita menyambut bulan ramadan. Ada yang berdua saja dan ada yang