Ia hidup dalam puing puing rindu
Yang memecahkan kaca kasih sayang
Yang merobek jiwa lemahnya
Ia tetap bersyair dalam nestapanya
Berharap ekspetasinya menjadi nyata
Sejenak ia tergugu, apa benar itu adalah inginya
Atau hanya sekedar nafsu yang menguasainya
Karna ia rasa perasaan itu membuncah
Ia rasa perasaan itu juga semakin merebak dirinya
Dirinya semakin meranggas..
Membuatnya sekedar menjadi dungu
Ia rasa itu adalah setan yang membisik rasanya
Jika bukan setan lalu apa ?
Ia bagai hilang kendali atas dirinya
Suara tangisnya menjadi sembilu dalam sunyi
Sejenak kemudian tangisnya hangus
Nuraninya banyak menggulat harapanya
Menamparnya menjadi tersadar
Jika rasa itu suci maka ada jalan yang suci untuk merangkainya