Yogyakarta— Dzurriyah Pesantren Al Munawwir, Gus Faik Muhammad mengungkap kebiasaan santri Al Munawwir dalam bermedia sosial, hingga soal 6 hal penting yang harus dimiliki oleh santri.
“Adapun enam (6) aspek yang dimaksud tersebut terhubung dalam kata SANTRI. S, itu setia. Yang namanya santri itu setia membaca Al-Qur’an, setia membaca Hadis. Insyaallah hatinya jadi ikut setia,” ungkapnya dalam acara talkshow Harlah Ponpes Al Munawwir, (25/10).
Kemudian, lanjut Gus Faik, yaitu huruf A “antri”, lalu N “ngintip”, T “teduh”, R “rottul jannah” (hingga surga), dan I “idaman”.
Tak sekadar menyebut soal 6 aspek santri, dosen di beberapa perguruan tinggi Yogyakarta itu, juga menjelaskan kebiasaan santri Al Munawwir menghadapi media digital, atau lebih tepatnya media sosial.
“Biasanya kalau santri awal-awal mondok, yang dimanfaatkan dari media sosial adalah meng-upload tentang kondisi pesantrennya. Dia banyak meng-upload tentang pengajian, lalu tentang gedung-gedung pesantren,” ungkapnya.
Tapi kalau sudah kelamaan, lanjut Gus Faik, santri semakin terlupakan kehidupan akhiratnya. Namun juga sejauh ini pula, di pondok pesantren tetap ada nilai zuhudnya. Karena tidak semua santri memegang hp selama 24 jam.
“Ada santri yang mulai dari jam 6 hingga jam 9 malam tidak memegang hp dan ada juga santri yang membuka hp hanya untuk melihat jadwal mengaji dan jadwal piket saja,” imbuh Gus idaman santri ini.
Untuk diketahui, talkshow ini digelar untuk memperingati harlah ke-110 Ponpes Al-Munawwir, yang diadakan terbatas di aula G Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Acara ini diikuti sekira 200-an peserta, sejak pukul 09.00 hingga 12.30 WIB.
Pewarta: Sofia
Foto: IG harlah_almunawwir