Manusia itu aslinya bukan penduduk bumi, karena bumi itu bukan rumahnya manusia. Yang asli penduduk bumi itu seperti sapi, kerbau, dan tikus,. Manusia hanya pendatang dari akhirat. Temannya malaikat dan iblis. Makanya, kalo sama malaikat rukun tapi kalo sama iblis tempur karena satu kampung. Manusia diturunkan ke bumi untuk menjaga bumi dan menjadi pemimpin. Makanya manusia kalo di bumi pasti menangan, tidak ada yang bisa mengalahkan manusia.
Gajah sekuat apapun kalah sama manusia, tengu yang tidak kelihatan pun kalah sama manusia (tinggal di plites), ikan seberapa pintarnya renang tetap kalah sama manusia (bisa dipancing dan disetrum). Yang bisa mengalahkan manusia di dunia ini hanya satu, yaitu ngantuk. Orang itu kalo sudah ngantuk ya kalahan. Orang ngrokok kalo udah ngantuk, rokoknya jatuh terus kena karpet, karpetnya kebakar. Orang pake celana bisa kebalik gara-gara ngantuk. Orang kalo mau ngaji tapi ngantuk ya nggak jadi ngaji. Musuh bebuyutan manusia itu ngantuk. Maka dari itu, Allah mengatur jangan ngantukan sehingga manusia kalo tidak ngantukan itu menangan.
Nabi Muhammad saw kok bisa jadi nabi dan dapat wahyu itu awalnya juga bertarung sama ngantuk, ngelawan ngantuk 15 tahun naik turun gua hira, di atas beliau melek zikiran, dan minta kepada Allah. Lalu turun-turun menjadi Nabi-Nya. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menjadi Sulthonul Auliya’ setelah tirakat melek 25 tahun di padang pasir dituntun oleh gurunya Syeikh Mubarok akl-Majzumi.
Saridin (murid Sunan Kudus) menjadi wali setelah melek 7 tahun. Ki Ageng Pengging matur ke Sunan Kalijaga ingin memiliki anak yang jadi raja, lalu Sunan Kalijaga bilang kalau mau anak yang jadi raja disuruh melek 7 tahun di samping rawa pening sambil mujahadat menyebut nama Allah, lalu keluar anak Joko Tingkir jadi Raja Pajang. Orang dulu kalo mau jadi orang yang mumpuni pasti tahan melek. Sebagaimana Allah telah mengatur dalam QS. An-Naba’ ayat 10-11 yang intinya siang dibuat melek dan malam untuk tidur. Jatah tidur diminta oleh Allah sebagaimana QS. Al-Isra ayat 79 menjelaskan bahwa tengah malam disuruh untuk melek, tahajud.
Orang yang meleknya kuat, tirakatnya kuat janganpun doa yang baik, doa yang jelekpun manjur. Banyak orang yang minta nomor itu biasanya mereka melek waktu malam hari. Beda halnya dengan sapi, kambing tambah makan, tambah tidur, tambah gendut, tambah mahal. Manusia tambah gendut, maka tambah ambruk. Karena manusia bukan penduduk asli bumi.
Jadi kesimpulannya orang yang suka melek, baik itu digunakan untuk berzikir kepada Allah dan mendekatkan diri kepada Allah. Pastinya digunakan untuk hal positif. Dengan begitu, kita akan merasakan perubahan pada diri kita dan menjadi manusia yang lebih baik.
Oleh: Ulfatus Syafa’ah
Sumber: Kanal Youtube
Photo by Imad Alassiry on Unsplash