haul

Haul ke-10 Bapak KH. Ahmad Warson Munawwir

Diposting pada

Ahad (01/01/2023) Seluruh santri Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q memperingati haul ke-10 Bapak KH. Ahmad Warson Munawwir. Acara haul dilaksanakan pagi hari, dimulai dengan berkumpulnya para santri di Musbar dan di halaman Komplek Q bersama-sama membaca Simtudduror.

Selanjutnya acara dibuka oleh Kyai Fahmi Dalhar. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Ustaz M. Safiq. Kemudian sambutan oleh KH. Kholid Arif Rozaq, yang mana beliau menceritakan bahwa Bapak warson adalah orang yang ahli arsip, bahkan beliau punya arsip sejak tahun 40-an, dan ternyata beliau juga menemukan nama-nama beliau dan tanggal lahir yang beda-beda juga. wallahu a’lam yang paling benar. Salah satu peninggalan beliau Bapak Warson sendiri adalah Kamus Al-Munawwir. Kamus Al-Munawwir sudah tersedia juga dalam bentuk digitalnya, berupa aplikasi yang bisa di download di hp android maupun IOS. Aplikasi kamus ini berbayar dan tidak jauh seperti dalam bentuk cetakan.

Dilanjutkan tahlil yang dipimpin oleh KH. Dr. M. Habib Syakur, M. Ag. Pembacaan yasin oleh KH. Fairuzi Afiq Dalhar. Mauidzoh yang diisi oleh Prof. Dr. Muhammad Luthfi Zuhdi, Lc., M.A., Ph.D.  Acara terakhir, doa oleh KH. Muhtarom Busyro dan dilanjut dengan penutup. Para alumni juga ikut menghadiri acara haul bapak ke-10 ini

Bapak Warson telah mengajarkan kepada kita bagaimana memahami Alquran. Karena untuk memahami Alquran sendiri kuncinya adalah kamus juga. Sejatinya yang menjadi pengarang kamus itu bukan Bapak Warson sendiri, tetapi juga putra-putranya dan keluarga besarnya juga muallifun. Beliau-beliau termasuk keluarga qowamis. Sebuah keluarga ni’mal usrotu-ni’mal usrotu, usrotu Syaikhina Warson Al-Munawwir.

Bapak Warson itu adalah seorang yang egaliter, orang yang demokratis, ora sok pinter tapi pinter, ora sok wira’i tapi wira’i, ora sok khusyuk tapi khusyuk, itu yang sulit dilakukan. Kalau sok khusyuk itu yang gampang. Dan Bapak Warson adalah muridnya KH. Ali Maksum. Bapak Warson juga ahli bahasa, calon pemikir.

Oleh: Anisah Yumna

Pictured by: Dokumentasi pribadi