Sabtu (16/10) Ponpes Al-Munawwir Komplek Q menyelenggarakan webinar dengan tema “strategi pengelolaan website berbasis pesantren”. Tema webinar ini berfokus pada strategi SEO dan optimalisasi konten layak website pesantren.
Webinar kali ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Mahbib Khoiron, redaktur pelaksana NU Online dan Rara Zarary, editor Tebuireng Online.
Acara diselenggarakan melalui zoom meeting berjalan selama hampir tiga jam dan diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari internal santri komplek Q dan beberapa pihak dari luar pesantren.
Webinar ini dimoderatori oleh Fina Izzatul Muna, santri komplek Q yang juga merupakan salah satu pengelola website Ponpes Al-Munawwir Komplek Q.
Dalam webinar itu, narasumber pertama, Mahbib Khoiron membahas mengenai strategi SEO dan pemeliharaan website. Ia mengatakan bahwasanya pesantren kini harus menjadi subjek dan melek teknologi informasi dan komunikasi dalam mengoptimalisasikan website maupun platform media sosial lainnya.
“Jangan sampai konten-konten dikuasai oleh orang yang tidak bertanggung jawab berisi konten negatif”, ungkapnya.
Dalam mengelola konten website tidak hanya tim redaksi saja, tetapi perlu tim IT maupun tim media sosial andil dalam pengelolaan website. Karena setelah konten di dapur redaksi itu selesai diproses, perlunya mempromosikan konten di ranah luar website, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan sebagainya. Supaya bisa menaikkan traffic website dalam SEO. Selain itu, kata kunci (keyword) berpengaruh besar dalam SEO. Keyword terdapat di permalink dan perlu tools untuk menaikkan traffic dalam SEO, seperti Semrush, Alexa ranking, Ubber Suggest, dan sebagainya.
Narasumber kedua, Rara Zarary membahas tentang pentingnya literasi digital bagi pesantren. Hadirnya teknologi, informasi, dan komunikasi menjadi tantangan tersendiri, khususnya bagi pesantren. Santri harus bisa menerima dan memahami keberadaan teknologi, informasi, dan komunikasi. Karena di zaman sekarang sekarang dan mendatang, teknologi yang akan menguasai manusia sehingga santri dan pesantren menjadi garda terdepan.
Website pesantren selain menjadi media dakwah, juga sebagai media penyaluran maupun ajang kreativitas karya santri. Untuk menghidupkan website pesantren, perlu adanya peran pengasuh maupun asatidz, santri, dan masyarakat. Konten website pesantren bisa berupa berita seputar kepesantrenan, info santri, kajian, tradisi pesantren (ro’an, sorogan, bandongan, dan sebagainya), maupun karya-karya santri (opini, resensi, puisi, cerpen, humor, dan sebagainya).
“Orang-orang berasumsi website pesantren hanya berisi rubrik khusus pesantren. Padahal terdapat rubrik-rubrik yang lain”, tuturnya.
Setelah kedua pemateri selesai memaparkan pemaparan-pemaparannya, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta antusias sekali mengikuti webinar ini. Acara diakhiri dengan penyerahan sertifikat secara simbolis kepada narasumber dan foto bersama.
Oleh: Dewi Hab dan Fina Izzatul Muna.
Foto: Dokumentasi pribadi