K.H. Abdul Mustaqim Jelaskan The Power of Istighfar

Diposting pada

Dalam peringatan Isra’ Mi’raj pada Selasa, 2 April 2019, Kiai Mustaqim menjelaskan mengenai pentingnya istighfar. Memperbanyak membaca istighfar merupakan salah satu amalan utama dalam bulan Rajab. Seperti apa pentingnya?

“Istighfar memiliki asal arti tutup. Apanya yang ditutup? Yang ditutup adalah luka, luka spiritual, jadi beristighfar memohon agar lukanya ditutup. Ada orang sebelum beristighfar kok gelisah, tidak tenang, itu karena luka spiritualnya belum ditutup,” ujar Kiai Mustaqim mengawali pembahasan mengenai pentingnya istighfar.

Lalu apa manfaat dari istighfar? Kiai Mustaqim bercerita bahwa salah ulama besar pada zaman tabi’in, Syekh Hasan Al Basri pernah didatangi oleh beberapa tamu. Tamu pertama adalah orang fakir yang mengadukan kefakirannya. Oleh Syekh Hasan, tamu tersebut diminta untuk beristighfar kepada Allah.

Tamu kedua adalah petani yang menunggu hujan. Musim paceklik membuat sawahnya gagal panen. Lagi-lagi oleh Syekh Hasan, tamu tersebut diminta untuk beristighfar kepada Allah.

Tamu ketiga adalah sepasang suami-isteri yang mengadukan mengenai persoalan isterinya yang mandul atau tidak bisa memiliki anak. Setali tiga uang dengan kedua tamu sebelumnya, Syekh Hasan juga meminta keduanya untuk beristighfar kepada Allah.

Hingga salah seorang diantara tamu-tamunya bertanya kepada Syekh Hasan. Mengapa dari para tamu yang memiliki persoalan yang berbeda-beda, Syekh Hasan hanya memberikan jawaban yang sama, beristighfar kepada Allah. Kemudian Syekh Hasan menjelaskan bahwa jawaban tersebut muncul tidak dari hawa nafsu, tetapi dari firman Allah dalam surat An Nuh ayat 10-12.

Dalam surat tesebut dijelaskan mengenai janji setelah beristighfar adalah niscaya hujan akan datang sebagai jawaban tamu kedua, ditambahkan hartanya sebagai jawaban tamu pertama, dan memberikan anak-anak sebagai jawaban tamu ketiga. Singkat cerita, beberapa bulan kemudian, tamu-tamu itu datang dengan nasib yang sudah berubah menjadi lebih baik.

Dalam hadist riwayat Abu Dawud ra, Rosulullah mengatakan bahwa Barang siapa yang membiasakan beristighfar, makan Allah akan memberikan solusi bagi setiap permasalahannya dan kebahagiaan bagi setiap kesedihannya dari arah yang tidak terduga.

“Ini lah the power of istighfar, sederhana amalannya namun sulit untuk istiqomah,” ujar Kiai Mustaqim kepada para santri.