Senin, 4 Januari 2021
Cuaca yg awalnya tampak baik-baik saja
Mengapa tetiba diguyur hujan tak berjeda
Hari berat yg tak pernah dinanti itu tiba
Hari yg berselimut kabut hitam itu membuatku menangis tanpa suara
Saat Kuterima pesan yg sampai hari ini pun masih tak ingin kubaca
“Innalillahi wa Inna ilaihi roji’un, Mbah Yai sedo”
Mbah Yai sedo?
Pesan ini salah bukan?
Kuharap siapapun saat itu datang memberikan klarifikasi bahwa pesan itu salah
Tapi kulihat status WhatsApp orang” memberitakan hal yg sama
Mengapa? Mengapa mereka membuat status yg sama?
Ya Allah kejutan apalagi ini
Mengapa air mataku tak bisa berhenti
Duka apa ini
Mengapa menyakitkan sekali
Mbah Yai…
Panjenengan adalah tonggak pusaka Qur’an kami
Panjenengan adalah mata air bumi krapyak, bumi nusantara
Panjenengan adalah lautan keberkahan yg ingin kami selami
Bagaimana kami akan menjalani hari-hari yg akan datang
Bagaimana kerinduan para santri yg biasa nderekke panjenengan
Bagaimana kehampaan para santri yg mengaji bersama panjenengan
Bagaimana pula kehilangannya para ulama yg sangat mencintai panjenengan
Hati kami hancur, mata kami tak sanggup untuk tidur..
Rasanya Sulit sekali untuk menerima
Dan berat sekali untuk percaya
Bahwa engkau telah berpulang kepada-Nya
Engkau telah berkumpul dengan ayah dan kakek tercinta
Mungkin sampai kemudian hari kami akan tetap menyimpan duka
Tapi kami yakin, selamanya engkau selalu ada
Meskipun ragamu tak lagi dapat kami rasa dengan panca indra
Tetapi kehadiranmu di hati kami selamanya nyata
Sugeng tindak Murobbi Ruhi
Sugeng tindak Mbah Yai
By: Santri alit