Kita dan Cerita

Diposting pada

Biarkan ku awali dari belakang

Ini bukanlah penutup, 

Melainkan permulaan kisah yang akan dikenang

Setengah dari kisahku meletup – letup

Dan yang lain terperosok dalam jurang

Tentangmu sosok yang terus berucap

Tentangku yang hidup dalam bayang – bayang

 

Ada kalanya kata tak enak terdengar beradu

juga ada masa tawa renyah dan gumaman receh bersambung

Tak semua rindu bisa terjalur pada objeknya

Tak semua tangis harus diketahui penyebabnya

 

Masa menghapus banyak cerita tentang kita

Ada kalanya sesak memenuhi dada jika yang lalu tergambar lagi

Kisah yang dipaksa berhenti, mengambang diatas angan

Ada kalanya rasa ingin kembali memasuki bagian hidupmu

 

Mendapati senyum menggodamu di pagi hari

Menggengam erat jari jarimu di waktu senja

Melihatmu terpejam lelap di waktu gelap

Kini pelangiku telah ditutup awan abu – abu

Seakan takkan ada lagi pelangi di kisah antara kita

 

 

Sungguh ku tak bisa berhenti mengganggumu

Semua terasa menyenangkan ketika di sampingmu

Seakan duniaku sempurna indah mengukir kenangan bersamamu

Ku paksa tanganku tuk berhenti menengadah menyebut namamu

Ku paksa pejamkan mataku dari semua kegiatanmu

Bahkan ku paksa tenggelam sedalam mungkin rasa di hatiku

 

Tapi mengapa semakin ku paksa mati

Rindu kecemburuanmu terbayang dengan jelas

Jari – jariku terus berbicara mengingat namamu

Tak habis habisnya kosakata ku berurutan ingin menggambarkan indahnya ucapanmu kala itu

 

Permaikan rasa, bermain hati

Kau ucapkan itu seolah kau adalah korban

Kenyataannya aku juga selalu berusaha membunuh rasa ini

Dan aku gagal,

 Aku gagal tidak merindukanmu

Aku gagal menghapus rasa ini

Saya,

Bermain boomerang sendirian

 

Oleh: Haliza (5A)

Photo by Jackson David on unsplash