Kucing dan Maimunah

Diposting pada

Jam malam merupakan waktu paling indah, dimana mimpi para santri diukir diatas bantal dan sembari merebahkan badan di atas kasur untuk melepas kelelahan setelah beraktivitas sejak pagi. Tidak lain dengan santri putri satu ini, sebut saja namanya Maimunah.

Maimunah memiliki kebiasaan tidur di kamar dengan posisi dekat dengan pintu masuk kamar, tempat yang sangat strategis memang, jauh dengan tempat tumpukan baju kotor, dan cukup mojok sehingga sangat nyaman untuknya melakukan kebiasaan malamnya, yaitu telfon. Entah dengan siapa dia berkomunikasi, tapi dia sangat menikmati perbincangannya sampai dia lupa bahwa sudah larut malam dia telfonan.

Suatu malam, entah mengapa Maimunah tidur lebih awal. Mungkin dia sangat lelah hari itu. Tapi malam itu juga tidak biasa bagi Maimun. Bagaimana tidak. Saat tengah malam tiba-tiba dia meringik sambil marah-marah tidak jelas. Apa yang terjadi padanya? Ternyata kasurnya belepotan dengan pup kucing haha. Salah satu teman sekamarnya sebenarnya juga ada yang belum tidur, tetapi tidak tahu jika ada kucing yang masuk, temannya sebenarnya juga mencium bau-bau tidak sedap yang dikiranya bau mulut teman sampingnya yang sedang ngorok. Tetapi temannya merasa janggal dengan baunya yang tidak kunjung hilang. Saking penasarannya, teman Maimun tersebut terbangun dan mendapapati Maimunah sedang terduduk sambil mengoceh tidak jelas dan masih mengantuk berat sembari membersihkan pup yang mengenai kasur dan sebagian tubuhnya.

“Kamu sedang apa to Mun, malem-malem ndrimil ndak jelas?” tanya temannya. “iki apa to Mbak? Kasurku tiba-tiba ada jemek-jemek dan bau, aku masih ngantuk banget..” sahut Maimunah. Dan temannya pun mendekati Maimunah, dan didapatinya pup kucing mengenai badan Maimunah. Dia pun menertawakan Maimunah dan merasa jijik-jijik bagaimana malam itu. Ternyata bau tidak sedap yang disangkanya bau mulut temannya, ternyata bau pup kucing di kasur Maimunah. “Alhamdulillah ada faidahnya kucing pup di kasurmu, bisa bangunin kamu buat tahajudan dan naubati dosamu yang kemarin-kemarin, wkwk”, ejek teman Maimunah.