multaqa

Lailatul Qur’an, Puncak Acara Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022

Diposting pada

Lailatul Qur’an menjadi puncak dari rangkaian acara Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022. Lailatul Qur’an diadakan di PP Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta pada 16 November 2022 pukul 19.30 WIB – selesai. Beberapa ulama Al-Qur’an menjadi narasumber pada acara ini, di antaranya: Prof. Dr. KH. Habib Quraish Shihab, M. A., KH. Bahau’uddin Nur Salim, Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al Munawwar, M. A., dan Prof. Dr. M. Ali Romdhoni, S. TP., M. T.

Prof. Dr. Waryono Abdul Ghafur, M.Ag. selaku Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam menyampaikan laporan Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022. “Narasumber yang dihadirkan dalam multaqa ini tidak hanya orang yang berteori tapi juga praktisi. Beliau-beliau adalah tokoh yang kesehariannya mendidik dan mengajarkan Al-Qur’an, mendidik santri-santrinya secara langsung. Dihadirkan juga perempuan ulama sebagai narasumber, ini menunjukkan bahwa ulama-ulama Al-Qur’an tidak hanya ada diisi oleh laki-laki saja, tetapi perempuan juga memiliki kapasitas yang sama.” Jelas beliau.

Prof. Dr. M. Ali Romdhoni, S.TP., M.T. selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam dalam sambutannya menyampaikan “Pondok Pesantren Al-Munawwir adalah episentrum, kawah candradimuka dalam mempelajari Al-Qur’an.” Beliau juga sangat mengapresiasi diselenggarakannya acara multaqa yang diadakan pertama kali pada tahun 2022 ini atas inisiasi Kasubdit Pendidkan Al-Qur’an, Dr. Mahrus El-Mawa.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al Munawwar, M. A.

Acara selanjutnya yaitu Mauidzoh Hasanah. Mauidzoh yang pertama disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Habib Quraish Shihab, M. A. Tema Multaqa 2022 adalah “Pesan Wasathiyah Ulama Al-Qur’an Nusantara” Beliau menyampaikan bahwa untuk mengimplementasikan wasathiyah, kenalilah dulu apa itu wasathiyah. Wasathiyah tidak selalu bermakna pertengahan. Tidak semua kebaikan adalah pertengahan. Jika dalam Bahasa Indonesia ada wasit, yang menegakan keadilan di lapangan. Wasathiyah berarti adil, menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. 

Mauidzoh selanjutnya disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al Munawwar, M. A. Beliau mengkhawatirkan di tengah menjamurnya tempat-tempat menghafal dan pendidikan Al-Qur’an, beberapa di antaranya ada yang sanad keilmuan Al-Qur’annya tidak jelas. Padahal sanad sangat penting untuk ketersambungan ilmu hingga Rasulullah saw. dan keberkahan ilmu Al-Qur’an.

Kemudian mauidzoh selanjutnya oleh KH. Bahau’uddin Nur Salim, beliau menyampaikan “Al-Qur’an bukan hanya petunjuk bagi orang yang bertakwa (huda lil-mutaqin) tapi juga petunjuk bagi seluruh manusia (huda li-nas).” Acara Lailatul Qur’an diakhiri dengan pembacaan qasidah dan doa penutup oleh Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al Munawwar, M. A.

Multaqa ini menghasilkan bukti kongkrit berupa 6 Butir Rekomendasi yang akan dijadikan bahan pertimbangan Kementerian Agama dalam membuat kebijakan. Semoga Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara ini menjadi sarana untuk lebih menghayati dan menerapkan akhlak Al-Qur’an dalam keseharian, memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengajaran serta pendidikan Al-Qur’an di nusantara.

 

Oleh: Hanin Nur Laili 

Pictured by: Dokumentasi Media Al-Munawwir