Majelis Khotmil Qur’an dan Haul KH. Muhammad Munawwir Bin Abdullah Rosyad ke-83

Diposting pada

Majelis khotmil Qur’an dan haul KH. M. Munawwir bin Abdullah Rosyad berjalan tertib dan lancar. Acara diawali dengan kirab khatimin dan khatimat, yang terdiri dari dua khatimin bilqiraatis sab’ah, satu khatimat bilqiraatis sab’ah, tiga puluh enam khatimin blqiraatil masyhurah, dan dua puluh satu khatimat bilqiraatil masyhurah di Madrasah Huffadh Al-Munawwir. Acara berjalan secara tertutup dan hanya menghadirkan tamu undangan, termasuk juga Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf. Meskipun tertutup, acara tetap disiarkan secara langsung di kanal YouTube Al-Munawwir TV dan Krapyak TV.

Kemudian acara  prosesi wisuda yakni pembacaan maqra’ ayat-ayat Al-Qur’an oleh para khatimin dan khatimat. Prosesi wisuda berlangsung secara khidmat. Rangkaian acara selanjutnya adalah pembacaan do’a khotmil Qur’an oleh KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir.

Baca juga Haul KH. Ahmad Warson ke-9 : Mengulik Kembali Kelebihan Kiai Warson

Acara selanjutnya adalah pemberian syahadah kepada khatimin dan khatimat  oleh KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir, KH. Mas’udi Fathurrohman, Ibu Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal. Setelah pemberian syahadah kepada khatimin dan khatimat, selanjutnya sesi foto bersama dan sungkem kepada para asatidz dan asatidzah.

Setelah selesai prosesi wisuda khotmil Qur’an, segera berlanjut dengan serangkaian acara haul KH. M. Munawwir bin Abdullah Rosyad yang ke-83. Pembukaan acara dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan syair Al-Munawwiriyyah oleh Ustadz Syamsud Dhuha, S.Pd. Setelah itu, pembacaan tahlil dan doa oleh KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir.

Selanjutnya adalah sambutan dari wali khatimin yang diwakilkan oleh KH. Ahmad Shu’udi Al-Faruq. Dalam sambutannya beliau memberikan wejangan kepada para khatimin dan khatimat.

Al-Qur’an itu menjaga dan Al-Qur’an itu wahyu, berarti Al-Qur’an menjadi panutan, hal yang lain ditempatkan nomor dua. Jadi tetap tabarukkan dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an akan menjadi kuat dan memiliki kekuatan. Al-Qur’an akan menjadi berkualitas dan berkuantitas dengan menunjukkan loyalitas terhadap guru”. Ungkap KH. Ahmad Shu’udi Al-Faruq.

Baca juga Haul Penghulu Al-Quran Nusantara, KH. M. Munawwir ke-83

Mau’idhoh hasanah kali ini oleh Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf. Beliau menyampaikan betapa keramatnya Nahdlatul Ulama. Hal ini tidak dapat tercapai tanpa upaya para masyayikh terdahulu, seperti Mbah Hasyim Asy’ari, Mbah Munawwir dan Mbah Ali Maksum. Zaman sekarang, kita harus hati-hati dalam berguru ilmu agama. Sesuatu yang didapatkan oleh khatimin dan khatimat tidak hanya hafal Al-Qur’an, tetapi juga irsyad agama. Ilmu lain bisa didapat tanpa guru, tetapi ilmu agama mau tidak mau harus mau berguru. Oleh karena itu, kita harus selalu mengingat jasa-jasa para masyayikh yang telah memberikan ilmu kepada kita semua. Kemudian acara ditutup dengan doa oleh KH. Mas’ud Masduqi.

Oleh : Mutiara

Foto : Dokumentasi Panitia