Malam itu aku ingin sekali buang hajat, waktu itu pukul dua malam di mana para santri sudah tertidur dan suasana pesantren sangat sepi.
Gelap gulita, gerimis tipis, serta angin yang meniup perlahan membawa hawa dingin, suasananya terasa horor.
Aku yang sedari tadi menahan BAB di atas kasur, belum beranjak karena takut untuk keluar. Aku melihat sekeliling dan tak ada satu pun santri yang terbangun.
Aku berusaha membangunkan teman sebelah kanan ataupun kiriku, namun mereka hanya menggeliat, dan menarik selimut tanpa menghiraukanku.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk keluar dan menuju WC. Selama aku berjalan, aku hanya bisa mendengar suara kakiku sendiri,
Sesampainya di WC, aku lega karena aku tidak sendiri. Pintu WC sebelah tertutup, itu artinya di dalam terdapat seseorang,
Akhirnya aku dengan tenang berada di WC untuk buang hajat, dan tiba-tibaaaaaa……..
Aku mendengar seseorang sedang menangis di WC sebelah. Aku memanggilnya tapi tak ada suara jawaban, tanpa pikir panjang aku keluar WC. Ternyata di WC sebelah pintunya sudah terbuka dan tak ada orang di dalamnya.
Aku pun lari terburu-buru dengan peraasaan deg-degan. Ketika hendak sampai kamar aku bertemu salah satu santri yang sedang mencari sesuatu, ternyata itu mbak Jannah.
Dengan perasaan yang masih deg-degan aku bertanya ke mbak Jannah.
“Cari apa mba?”
“Aku lagi cari anuuuu”, dan mbak Jannah langsung kabur.
Aku bingung, tanpa pikir panjang akhirnya aku mengikuti mbak Jannah. Ia menuju WC sebelahku tadi, aku ingin cerita tentang kejadianku tadi, tapi mbak Jannah sudah keburu masuk.
Dan setelah beberapa detik mbak Jannah keluar dan berkata sembari mengumbar senyum leganya, “laaah ini yang aku cari, sambil menunjukkan barang yang dicari nya padaku”
“Oalahh”
Tiba-tiba suara orang yang sedang menangis itu terdengar lagi.
“Mba Jannah, mba Jannah, suara apa itu??”
Mbak jannah tertawa geli melihat aku ketakutan
“Ini loo dek alarmnya mba Jannah bunyi”
“Astagfirullahal ‘adziiim mba Jannahh. Ternyataaa suara orang menangis itu berasal dari handphone nya mba jannah to”
