Sudah dapat jajanan apa saja?
Disclaimer: penulis memohon maaf, bahwa tulisan ini terlambat 5 hari dari jadwal tayangnya lantaran pelor sekali. Tapi semoga hari ini masih belum terlambat untuk memperindah Ramadan kita hingga lembaran terakhir nantinya. Aku akan mencoba untuk menceritakan beberapa ‘jajanan’ mewah kali ini. Semoga kamu nanti mau mencobanya. Oke, Sudah siap?
Bagaimana kabar Ramadan-mu 5 hari ini?

Apa menu sahurmu setiap hari? Kemarin, bangunmu tidak kesiangan kan? Sudah berapa tempat yang kamu datangi untuk mencari takjil? Jajanan apa saja yang berhasil kamu beli di sepanjang jalanan Krapyak dan Kampung Ramadan Jogokarian?
Sudah puas jajannya?
Atau jangan-jangan masih belum puas lantaran Ramadan-mu tahun ini hanya seputar “tantrum kalo dibangunin sahur” dan “nge-war takjil 9 agama”.
Semoga saja tidak, ya.
Tapi jika kenyataannya adalah iya, aku akan mencoba membuka matamu, bahwa Ramadan tidak melulu soal itu. Soal perut lapar sepanjang pagi hingga sore. Lalu perut kekenyangan, dilanjutkan kantuk yang selalu datang di malam hari.
Ramadan lebih indah daripada sekedar urusan perut.
Kalau kamu sudah siap, mari kita berangkat!
Kenapa orang-orang selalu sok suci ketika Ramadan tiba?
Aku akan mencoba menjawab pertanyaan ini, tidak dimulai dengan sesuatu yang membosankan aeperti “kalau di Al-Qur’an, ada ayat seperti ini.” Atau “diriwayatkan dari Sahabat ini, kata Nabi Muhammad, kayak gini.” Atau “Ulama’ ini berkata dalam kitabnya, bahwa gini gini gini.”
Aku akan menjawabnya dengan sesuatu yang sederhana.
Ramadan memang ditakdirkan untuk menjadi berkah bagi alam semesta
Oh, ya. Maaf maaf, ini masih jawaban yang membosankan. Tapi, boleh jadi muncul pikiran kita sama-sama sebalnya dengan “Mana berkahnya? Padahal sepanjang hari kita selalu diteror oleh rasa lapar. Sudahlah lapar, pas buka masih harus nge-war sama 9 agama.”
Kali ini aku akan menjawab mulai dari urusan perut!
Nge-war takjil dengan 9 agama adalah bukti berkahnya Ramadan

Hah? Kok bisa?
Coba deh, perhatikan. Setiap sore kamu pergi ke jalanan Krapyak. Kamu melihat banyak sekali orang berjualan. Mulai dari jajanan ringan seperti cilok, pempek, es cincau, hingga makanan berat seperti katsu, nasi rames, dan jangan lupakan sate ayam Pak Marzuki.
Tak hanya penjual yang kamu lihat di sana. Para calon pembeli juga sangat antusias hingga tak jarang menimbulkan kemacetan. Tak pernah ada stand penjual yang sepi, semuanya laku. Penjual begitu senangnya karena laris, pembeli juga begitu senangnya karena sebentar lagi waktunya berbuka puasa.
Apakah itu hanya berlaku bagi orang muslim seperti kita?
Tidak! Semua orang merasakan itu. Semua orang berbahagia ketika datangnya Ramadan. Mereka yang tidak berpuasa, turut berbahagia karena jajanan mereka akan bertambah. Bahkan ada kemungkinan besar mereka mendapatkan makanan gratis dari para penderma takjil gratis dimana-mana.
Ini dia berkahnya Ramadan. Bukankan berkah itu ziyadatul khoir atau bertambahnya kebaikan?
Semua orang berbahagia.
Laparmu karna puasa sepanjang hari juga bukti berkahnya Ramadan
Semakin lapar, semakin berkah.
Semakin lapar, semakin ingin makan.
Semakin lapar, semakin enak makanan yang kita makan.
Bukankah nasi kecap dengan lauk kerupuk saja tiba-tiba jadi surga dunia ketika lapar? Dan ramen mahal tiba-tiba tidak menggugah selera ketika perut sudah kekenyangan?
Gimana? Berkah kan Ramadan? Iya dong.
Oke, kembali ke pertanyaan pertama: Kenapa orang-orang sok suci ketika Ramadan tiba?
Berkahnya Ramadan ga melulu soal kesejahteraan perut
Kalau kamu hidup di bulan-bulan sebelum Ramadan (ya iya lah, pastinya), kamu akan tau semua orang pasti pernah dosa. Minimal pernah rasan-rasan dan pernah ghosob sandal. Belum lagi dosa-dosa yang lebih-lebih besar lagi wal ‘iyadzu billah.
Ramadan itu bulan puasa. Orang puasa – normalnya – gak akan berbuat maksiat. Karena orang puasa gak boleh maksiat.
Jadi bukan sok suci, tapi terpaksa jadi suci
Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan semua yang membatalkannya. Kalau tidak puasa sekarang, harus mengganti sebelum tahun depan. Ini kan ribet. Mengganti puasa itu cobaannya lebih besar karena puasanya sendirian. Kalau pas Ramadan, puasanya bareng-bareng. Hampir tidak ada orang makan kecuali – dengan alasan apa pun – orang itu tidak puasa.
Puasa itu bikin orang tiba-tiba jadi bertakwa[1]. Karena selain tidak boleh makan-minum, tidak boleh juga melakukan dosa karena bikin pahala puasanya ilang. Udah susah-susah puasa, laper sepanjang hari, malah tidak dapat pahala, rugi lah.
Bulan Ramadan itu harus dan wajib puasa. Puasa itu termasuk tidak melakukan dosa. Kalau tidak melakukan dosa, namanya suci. Jadi puasa itu bikin orang tiba-tiba jadi suci. Dan kita tidak punya pilihan selain itu.
Daripada terpaksa, sekalian aja suci beneran
Dari tadi kita fokus ke kata “tidak boleh.” Tidak boleh makan, tidak boleh minum, tidak boleh melakukan yang membatalkan puasa, tidak boleh dosa, dan tidak boleh maksiat.
Sekarang aku akan membawa kalian ke bagian indahnya Ramadan. Bagian yang “kalau kamu melakukan ini, kamu akan dikasih ini.”
Rekomendasi 11 Jajanan Gratis di Bulan Ramadan*
*SK berlaku
- Rahmat Allah tumpah ruah, kesalahan-kesalahan dihapuskan, doa dikabulkan.
- Awal Ramadan adalah rahmat, tengah Ramadan adalah ampunan dosa, dan akhir Ramadan adalah pembebasan dari neraka.
- Pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.
- Semua amal kebaikan dilipat gandakan antara 10 hingga 700 kali lipat.
- Ramadan adalah bulan kesabaran. Yang sabar, dikasih bonus surga.
- Menghidupkan malam Ramadan (shalat, dzikir, istighfar, membaca Al-Qur’an) dengan iman dan mengharapkan pahala, diberi bonus berupa ampunan untuk dosanya yang telah lampau.
- Shalat lima waktu, shalat Jumat hingga shalat Jumat berikutnya, dan bulan Ramadan hingga bulan Ramadan berikutnya adalah penghapus dosa-dosa yang dilakukan di sela-selanya, asalkan dosa-dosa besar dijauhi.
- Memberi makanan berbuka walau sebutir kurma, seteguk air, atau campuran susu akan mendapat bonus dosa-dosanya diampuni, dibebaskan dari neraka, dan dapat pahala puasa persis sama seperti orang yang dikasih berbuka olehnya.
- Memberi minum kepada orang berpuasa, dapat bonus dikasih minum air telaga kautsar sama Rasulullah Saw. dan dijamin gak akan haus sampai nanti masuk surga.
- Ramadan adalah bulan turunnya Al-Qur’an, banyakin ngajinya!
- Lailatul qodar, 1 kali ibadah udah kayak ibadah selama 1000 bulan.
Dan masih banyak lagi. Tapi maaf, sepertinya aku tidak sanggup untuk menyebutkan semuanya. Akan kucoba untuk menuliskan semampuku di tulisan-tulisan yang lain, Insyaallah.
Yang jelas adalah…
Jangan sampai nggak kebagian berkah yang luber-luber!
Allah Swt. memperhatikan orang-orang yang berlomba-lomba dalam beribadah di bulan Ramadan. Allah Swt. membanggakannya kepada para malaikat-Nya.
“Sesungguhnya orang yang sengsara adalah yang tidak mendapatkan rahmat Allah ‘Azza wa Jalla di bulan ini.” – Rasulullah Saw.
Selesai ditulis pada: Waktu sahur, 4 Ramadan 1446 H
Penulis: Salsabila Amany Putri
Editor: Zia Zahra Hudaya
Referensi:
- Kitabusshiyam – Syaikhina Al-Faqih Zainal Abidin Munawwir Al-Krapyaki
- Fiqhul Islam wa Adillatuhu – Dr. Wahbah Zuhaili
- Safinah Kalla Saya’lamun fi Tafsiri Syaikhina Maimun – Muhammad Ismail Al-Ascholy Al-Bankalani
Pictured by: