Seorang laki-laki tengah bersiap-siap menuju mimbar. Dengan mengenakan batik coklat, lelaki tersebut hendak menyampaikan sepatah, dua patah kata kepada anak-anak didiknya. Beliau lah Bapak Agus Najib, Kepala Madrasah Salafiyah III.
Dalam sambutan singkatnya, beliau mengucapkan banyak terima kasih kepada panitia penyelenggara yang berhasil menyiapkan acara wisuda ke-19. Sejak jauh-jauh hari panitia sudah bekerja keras untuk mensukseskan acara ini. Meskipun sukses, bukan berarti acara ini bisa dibilang sempurna. Ustadz yang akrab disapa Pak Mamik ini menilai bahwa acara ini belum sempurna. Kendati demikian, hal ini patut disyukuri dengan mengucapkan hamdalah. “Kalau perkara sempurna, yang muncul adalah kekurangannya, kalau mencapai puncak, maka akan ada penurunan prestasi,” dalih Pak Najib. Oleh karena itu, beliau menyebut acara ini belum sempurna.
Kepada 25 mutakhorijat, beliau berharap semuanya bisa menjadi pendakwa aswaja. Pada zaman sekarang, santri banyak menghadapi tantangan. “Rosulullah berkata bahwa di akhir zaman ada kaum muda yang kurang mendalami pengetahuan agamanya tetapi mencela sholat, puasa, dan amalan orang lain bahkan membid’ah dan mengkafirkan. Ini merupakan tantangan yang berat,” jelas Pak Najib kepada santri-santrinya. Oleh karena itu, ia berharap agar santri-santri memperoleh ilmu yang manfaat dan barokah.
Orang tua, menurut Pak Najib ada 3 macam, orang tua karena melahirkan, orang tua karena mengajarkan, dan orang tua karena pernikahan. “Hari ini, dua orang sudah berkumpul, tinggal satu orang tua lagi. Semoga setelah wisuda ada santri yang diboyong calonnya, agar sempurna 3 orang tuanya, “ canda beliau.
Pak Agus Najib berpesan kepada santri-santri yang diwisuda agar tidak capat boyong. Beliau berharap santri-santri dapat memberikan hikmahnya kepada pesantren. “Tularkan kepintaran kalian ke ma’had ini, berapa pun itu,” pesan Pak Najib. Pasca wisuda, santri-santri masih bisa mengikuti program takhasus bagi santri yang selesai menyelesaikan pendidikan madinnya. Hal ini bisa menjadi tambahan bekal bagi santri untuk hidup di masyarakat. “Besarkan untuk ma’had ini, baru kalian mengabdi untuk lembaga-lembaga lain, “ ujar Pak Najib.