Panel Session menjadi salah satu rangkaian acara Multaqa Ulama Al-Qur’an Nusantara 2022 yang diselenggarakan pada hari Rabu, 16 November 2022. Panel Session terdiri dari 3 sesi dengan tema yang berbeda. Panel Session yang pertama ini mengangkat tema “Ragam Pendidikan Al-Qur’an di Indonesia Dalam Rentang/Lintas Sejarah”. Dengan 3 narasumber yaitu KH. Aunur Rofiq Mansur (Pondok Pesantren Bustanul Huffadz Assa’idiyah, Sampang), KH. Syam Amir Yunus (Pondok Pesantren Al-Imam ‘Ashim, Makassar), dan Dr. Lilik Umi Kulsum (Pesantren/Padepokan Ngasah Roso Ayatirrahman, Parung, Bogor).
Narasumber pertama, KH. Aunur Rofiq Mansur menyampaikan bahwa tradisi Al-Qur’an sudah ada sejak masa Rasulullah Muammad saw. bahkan jejak nya masih berlanjut hingga setelah beliau wafat. Beliau juga menyampaikan bahwa konsentrasi dalam mempelajari alquran dapat dilakukan dengan mendirikan pesantren dan madrasah. “Semakin komplit penyampaian pembelajaran Al-Qur’an apabila disampaikan secara konsentrasi contohnya bisa dikembangkan di pesantren atau madrasah”.
Narasumber kedua, KH. Syam Amir Yunus menyampaikan tentang metode setoran hafalan dengan sistem online. Seperti yang beliau lakukan kepada gurunya, KH. Ahsin dan sistem setoran online ini sudah ada sejak tahun 2008. Setoran hafalan pada umumnya adalah yang dilakukan dengan berhadapan langsung dengan guru, tetapi pada konsep setoran online ini ada dikarenakan proses perkembangan zaman yang semakin modern.
Hingga beliau bertanya kepada gurunya “apakah setoran online ini diperbolehkan?” dan sang gurupun menjawab boleh, ibaratkan orang buta. Ia memang tidak bisa melihat Al-Qur’an, tetapi ia bisa dengan mendengarkan penyampaian materi Al-Qur’an dari gurunya. Maka gambaran seseorang ketika setoran online sama halnya menerapkan metode alternatif yang dapat dilakukan oleh seseorang yang buta.
Terakhir oleh Dr. Lilik Umi Kulsum menyampaikan tentang bagaimana Al-Qur’an dalam dunia akademis dengan meningkatkan kualitas metode tahfiz seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad saw. bahwa bertahfiz Al-Qur’an bukan hanya sekedar menghafal, tetapi juga memahami akan makna ayat Al-Qur’an. Beliau menerapkan metode Al-Qur’an kepada santrinya adalah dengan menulis ayat dan makna siratan ayat yang sekiranya dapat dipahami pada kertas, yang kemudian akan disetorkan bersamaan dengan hafalan lisannya.
Metode yang Dr. Lilik terapkan ini menuntut santrinya untuk menghafal Al-Qur’an juga beserta menghafal makna ayatnya. Karena ada beberapa keresahan tentang Al-Qur’an dalam dunia akademis yaitu susahnya mereka dalam menjaga dan mengerti akan kualitas membaca Al-Qur’an bahkan menghafalnya.
Panel session 1 berjalan dengan lancar, dan kemudian dilanjut dengan panel session yang kedua mengangkat tema yang berbeda tetapi tetap dalam konteks pembahasan Al-Qur’an. Dari sesi ini, kita dapat mengambil hikmah dan pembelajaran yang mungkin sebelumnya belum kita ketahui. Semoga menjadi pengetahuan baru dan bermanfaat.
Oleh: Zia Zahra Hudaya
Pictured by: Dokumentasi Media Al-Munawwir