Bumi ditikam diam dan sunyi.
Hijau dedaunan menguning sendiri.
Sayup alang-alang ingin bergerak dilanda angin, ketakutan.
Di pelataran rekah, bunga-bunga tertahan.
Gemuruh hujan, menangisi kesepian.
Bumi tak lagi ramai.
Seisinya tumbang.
Geluduk petir terdengar lenggang.
Kokok ayam menjadi sumbang.
Manusia pejalan, dirundung bingung bukan kepalang.
Anggrek-angrek putih menghitam.
Langit sebiru itu berubah kelabu.
Hangat mentari disambut terlambat.
“kreket” jendela-jendela kayu tiba-tiba membisu.
Teras rumah menganggur sedih.
Teh hangat dalam poci tanah liat, sejak saat itu tak lagi terlihat.
Di gubuknya masing-masing manusia dipeluk pilu.
Sedang, mulutnya tak henti komat-kamit membaca-baca.
Rapalan selawat.
Doa-doa mustajab.
Terus diterbangkan.
Menghadap berharap, kesunyian akibat pandemi segera hilang.
Cirebon, 26 Maret 2020
—
Oleh: Nadiya Qothrunnada
—