Hidupku dimulai dari 20 tahun yang lalu
Saat mataku, hidungku, jari-jariku, betisku masih kecil berwarna ungu
Dahulu tulisanku penuh warna dan pola tentang seberapa besar cita-citaku;
Polisi, dokter, penyanyi, hingga menteri luar negeri
Dulu aku berteriak di depan kelas membela kedua orang tua,
Berucap dengan lantang bahwa kelak akan membahagiakan mereka
Dulu, dulu, dan dulu… aku dipenuhi mimpi dan kobaran api
Lalu kemarin, baru genap 20 tahun kaki ini menapaki bumi
Dan rupanya semakin lama kaki ini menapak, mimpi itu pun semakin pergi
Lalu kobaran api itu pun semakin mengecil
Sekarang yang tersisa dan ada hanyalah gelisah,
Pertanyaan-pertanyaan retorik yang terus bermunculan
Bagaimana, bagaimana, dan bagaimana caranya?
Sukses, kerja, berbagi ilmu pada sesama, membalas orang tua, bersikap masa bodo dan apa adanya, menemukan pasangan seiman dan setujuan,
Ahhh…
Apa ini semua? Tanggungan atau beban?
Sama saja
Dua puluh tahun bukan lagi main-main
Dua puluh tahun bukan lagi ikut-ikutan teman
Dua puluh tahun nyatanya hanya beban
Lantas apakah kita diam saja?
Payah
Jika begitu, kau kalah dengan masa kecilmu itu
Bergeraklah, keluar dari mode nyamanmu.
Mulailah menebar senyum dan benih keringatmu
Setiap panas, setiap piluh, setiap darah, pasti akan ada hadiah
Jadikan 20, 30, 40, 50 tahunmu berarti dan berprestasi
Benar,
Tak ada kata menyesal dan terlambat untuk orang yang belum mencoba dan berusaha
200620
Oleh: Akromulladzi
Photo by Ylanite Koppens from Pexels