Makam KH. Ahmad Warson Munawwir terhias bunga-bunga semerbak mewangi, terlihat sangat cantik pagi ini. Sabtu (7/12/2024) seluruh santri Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q tak terkecuali adik-adik santri MTPA menuju pemakaman Dongkelan untuk melakukan ziaroh maqbaroh ke makam KH. Ahmad Warson Munawwir atau yang kerap disapa Bapak Warson.
Ziarah Maqbaroh
Ziarah berasal dari bahasa arab زيارة yang berarti kunjungan. Sedangkan maqbaroh berarti lahan atau tempat untuk menguburkan jenazah. Para santri berdatangan memenuhi area komplek pemakaman Dongkelan untuk membaca tahlil dan doa bersama. Kegiatan ziarah maqbaroh ini merupakan salah satu tradisi wajib menyambut acara peringatan Haul Bapak, KH. Ahmad Warson Munawwir.
Dalam tradisi Islam, ziarah maqbaroh sempat dilarang oleh Rasulullah karena khawatir menjadi sarana untuk menyekutukan Allah. Namun, seiring bertambah kuatnya iman orang-orang pada masa itu, ziarah maqbaroh diperintahkan untuk dijalankan kembali. Sebagaimana hadis Rasulullah:
“Sesungguhnya aku dahulu telah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah! Karena dengannya, akan bisa mengingatkan kepada hari akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian. Maka barangsiapa yang ingin berziarah maka lakukanlah, dan jangan kalian mengatakan “hujr‟ (ucapan-ucapan batil).” (H.R. Muslim)
Ziarah maqbaroh memiliki faedah antara lain: mengingatkan pada akhirat dan kematian, serta zuhud dari kehidupan dunia. Ketika seseorang ziarah kubur, ia akan menyadari bahwa gemerlap dunia pada akhirnya akan sirna. Kelak ia akan tertimbun di tanah dan menuju akhirat hanya ditemani amal-amal yang telah ditabungnya. Maka orang yang sering berziarah akan menyucikan hatinya dengan memperbanyak amal baik untuk bekal di akhirat.
Ziarah maqbaroh peringatan Haul Bapak ini juga dihadiri oleh para dzuriyyah Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q. Kegiatan diawali dengan pembacaan sholawat asmaul husna karangan Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani oleh seluruh santri.
Pada pukul 07.00 tepat, kegiatan dilanjutkan dengan tahlil bersama yang dipimpin oleh bapak Agus Najib sebagai perwakilan pengasuh. Sebelum tahlil, tentunya kegiatan ziarah maqbaroh Dongkelan ini disertai tawassulan kepada para dzuriyyah Pondok Pesantren Krapyak. Kegatan ziarah maqbaroh ini diakhiri dengan doa bersama dan penaburan bunga di makam Bapak dan dzuriyyah Krapyak lain.
Ro’an
Setelah membersihkan hati dengan ziarah maqbaroh, tidak afdhol jika tidak membersihkan dhohir diri juga. Menyambut haul Bapak yang tinggal tiga hari lagi, roan akbar diselipkan pada rangkaian acara haul ke-12 ini.
Roan merupakan istilah yang sering digunakan santri untuk melakukan kegiatan bersih-bersih secara massal. Umumnya masyarakat luas mengenal dengan istilah kerja bakti atau gotong royong. Santri komplek Q menunjukkan semangat yang tinggi dalam menyambut haul Bapak. Mereka membersihkan lingkungan sesuai pembagian rayon dan kamarnya masing-masing.
Roan sendiri bertujuan untuk menunjang kenyamanan belajar dan mengaji di lingkungan pondok serta upaya menjaga kesehatan lingkungan. Roan kali ini juga ditujukan sebagai isyarat hurmat acara haul Bapak dan persiapan agar majelis haul tampak bersih dan rapi.
Pewarta: Hauriyatul Illiyyin
Foto: Arsip Media Komplek Q