Talkshow Kepenulisan: Menyalurkan Opini Lewat Tulisan

Diposting pada 167 views

Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q menyelenggarakan Talkshow Kepenulisan pada Ahad (8/3) di Mushola Barat. Talkshow yang mengusung tema “Santri Kritis Berani Menulis: Menanggapi Isu-isu Populer di Era Kontemporer” ini diikuti lebih dari 80 peserta, diantaranya adalah santri Komplek Q dan santri perwakilan dari beberapa komplek di Pondok Pesantren Al-Munawwir.

Talkshow ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap santri untuk dapat berani menanggapi dengan kritis suatu isu dan menuangkannya lewat karya ilmiah populer berupa tulisan.

Talkshow kepenulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap santri tentang ketrampilan menangkap isu, mengolah gagasan, hingga menyusun tulisan kedalam bentuk artikel populer, guna menciptakan karya-karya yang bermanfaat bagi masyarakat.” ujar Anu’ma selaku ketua panitia.

Kegiatan yang dipandu oleh Laili Ummu Kultsum tersebut diawali dengan sambutan dari ketua panitia dan dilanjutkan sambutan oleh Gus Kholid Arif Rozaq selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q. Dalam sambutannya, Gus Kholid memberikan beberapa nasihat untuk terus berlatih dan tekun dalam menulis.

“Menulis pertama itu berat. Tapi, begitu kita sudah menjalani, maka akan mengalir” ungkapnya.

Potret kedua narasumber beserta moderator.

Talkshow ini mendatangkan dua narasumber. Agus Mulyadi selaku redaktur Mojok.co memberikan pemaparan pertama, dilanjutkan oleh Siti Jazimah Muhyiddin yang merupakan seorang penulis dan alumni dari Komplek Q.

Baca Juga: Menulis Sebisanya, Menulis Kebaikan

Agus Mulyadi menjelaskan bahwa tulisan akan lebih menarik jika menyajikan gagasan baru dan memberikan data yang komprehensif. Menurutnya, menulis paling sederhana dapat dilakukan dengan menuliskan apa yang ada di lingkungan sekitar, menuliskan keresahan.

Sedangkan Siti Jazimah Muhyiddin memberikan penjelasan bahwa keinginan untuk menulis harus disertai dengan motivasi yang kuat dan berlatih dengan sungguh-sungguh. Mbak Jazimah juga mengatakan bahwa santri harus lebih rajin dalam menulis, agar orang di luar pesantren mengetahui kehidupan dan ajaran pesantren.

Baca Juga:  Bahtsul Masa’il Waqi’iyah Muktamar Ke-34 NU : Penyesuaian Kelamin pada Pasien Interseks

Kelakar mengundang tawa senantiasa mengiringi jalannya acara. Peserta antusias bertanya kepada kedua narasumber. Semoga ke depannya santri menjadi giat dalam menuliskan apa saja. Menulis sebisanya. Menulis yang bermanfaat dan didasari dengan pengetahuan yang mumpuni.

Oleh: Avita Rahmayanti

Editor: Ipi

Foto: Dokumentasi Pribadi Komplek Q