Tujuh puluh lima.
Agustus, tepat sejak awal dimasukinya.
Yang menari di tiup angin kini tidak hanya pohon, pun merah-putih.
Berkibar lembut, di setiap sudut tempat dengan rapih.
–
Jika di ingat, tujuh puluh lima yang lalu banyak darah yang harus mengalir untuk ini.
Jiwa-jiwa mulia perlahan gugur satu demi satupun terjadi.
17 Agustus 1945,
Pukul sepuluh pagi, di jalan pegangsaan timur lima puluh enam, Jakarta.
Haru bahagia, Bung Karno, di bacanya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
–
Selamat tujuh puluh lima, Indonesia.
Milikku, juga kamu, dan kita semua.
Tidak ada lagi beda yang harus di debat.
Tidak ada lagi pecah yang membuat semua berpisah.
–
Tujuh belas Agustus yang berbeda,
Yang harus terlewat sedih, juga takut karena pandemi tak kunjung henti.
Tiadalagi yang di rapal selain “Mohon menghilangkannya” pada Tuhan.
Indonesia, rumahku, kamu, dan kita semua.
Mari bangkit dan berpeluk erat (dalam do’a).
17 Agustus 2020
Oleh: Nadiya
Foto oleh alfauzikri dari Pexels