Madrasah Salafiyah III Al-Munawwir Krapyak mengadakan acara wisuda yang ke XXII pada Selasa, 11 Januari 2022 M atau 8 Jumadil Tsani 1443 H. Acara ini mulai sekitar pukul 07.30 WIB. Grup hadrah Tsamrotul Muna turut memeriahkan pra acara. MC pada acara wisuda ini adalah Kuni Saadati Maisaroh dan Anisahyumnaa Nur Nabilah. Sebelum memasuki rangkaian acara, mutakhorijat memasuki ruang wisuda dengan iringan lantunan dari Tsamrotul Muna. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sholawat nabi oleh Naufal Zainul Adzkiya. Dilanjutkan dengan pembacaan doa dan tahlil yang dipimpin oleh Dr. Moh. Toifur. Kemudian para mutakhorijat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Madrasah Salafiyah III.
Pada saat prosesi wisuda, sebanyak 33 santri diwisuda dengan 4 santri wisuda online dan 29 mukim di pondok, setelah semua mutakhorijat dikalungi samir oleh Bu Nyai Husnul Khotimah Warson dan diberikan syahadah oleh KH. Dr. Kholid Arif Rozaq dengan khidmat, dilanjutkan dengan sesi foto bersama dengan pengasuh, ustaz, dan ustazah. Kemudian KH. Drs. Muslih Ilyas memimpin semua mutakhorijat melakukan pembacaan baiat.
Menempati acara selanjutnya, yaitu sambutan-sambutan. Sambutan pertama oleh KH. Dr. Kholid Arif Rozaq mewakili pengasuh PP Al-Munawwir Komplek Q. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan selamat terutama kepada para wali santri yang berbahagia putrinya telah resmi wisuda. Gus Kholid berpesan “nek kowe mondok, niatono mondok sambi kuliah, ojo diwalik, kuliah sambi mondok” ”kalau kamu mondok, diniatkan mondok sambil kuliah, jangan dibalik, kuliah sambil mondok”. Karena jika yang menjadi parameter adalah kuliah, ketika kuliah telah lulus, namun madrasah salafiyyah belum, maka akan boyong. Berbeda hal jika berprinsip mondok sambil kuliah, maka jika kuliah sudah lulus, tetapi madrasah salafiyyah belum, maka akan lanjutk untuk menyelesaikan madrasah terlebih dahulu. Gus Kholid menyampaikan pesan dari Bu Nyai Husnul, pertama ahlan wa sahlan bihudurikum, selamat datang kepada para wali santri.
Baca juga Menuju Haul ke-9 Almaghfurlah KH. Ahmad Warson Munawwir
Meskipun masih dalam keadaan pandemi alhamdulillah wisuda sudah bisa mengundang wali santri meskipun terbatas untuk daerah pulau Jawa, berbeda dengan wisuda tahun sebelumnya yang sama sekali tidak mengundang wali santri secara langsung. Selanjutnya, pengasuh mengucapkan terima kasih kepada pari wali santri karena telah rela, ridho menitipkan putrinya di Komplek Q, kerelaan wali santri menjadi pendorong pengasuh dan para asatiz untuk nguri-uri meneruskan peninggalan para masyayikh (guru-guru).
Pesan-pesan Gus Kholid : Pengasuh PP Almunawwir Komplek Q
Kemudian Gus Kholid mengucapkan selamat kepada para mutakhorijat yang telah resmi wisuda. Namun jangan menganggap wisuda sebagai akhir, justru wisuda adalah muqaddimah, para asatiz telah membukakan pintu-pintunya ilmu fiqih, aqidah, akhlak, ilmu alat dsb. maka selanjutnya santri sendiri yang memutuskan akan sedalam apa ia memasuki pintu-pintu yang telah terbuka tersebut. Gus Kholid berpesan kepada mutakhorijat bahwa bagaimanapun para mutakhorijat sudah minum dari sumur-sumur komplek Q, dalam darahmu ada Komplek Q, maka ketika sudah boyong, saat kebetulan di Jogja, berkunjunglah ke pondok.
Terakhir Gus Kholid berpesan bahwa ilmu sangatlah penting. “Man Arodha dunya fa’alaihi bil ‘ilmi, wa man arodha akhirat fa’alahi bil ‘ilmi, wa man arodha dunya wal akhirat fa’alaihi bil ‘ilmi”. Barangsiapa yang mengharapkan kebaikan dunia maka dengan ilmu, dan barangsiapa mengharapkan kebaikan akhirat maka dengan ilmu, dan barangsiapa mengharapkan kebaikan dunia dan akhirat maka dengan ilmu. Ilmu itu utama, sudah tidak perlu pusing memikirkan jodoh, kalau sudah berilmu insyaAllah jodoh akan datang dengan sendirinya.
Sambutan yang kedua oleh Ustaz Agus Najib, S.Ag. selaku Kepala Madrasah Salafiyah III. Ustaz Agus Najib atau yang akrab di telinga santri dengan panggilan Pak Mamik menyampaikan terima kasih kepada segenap panitia yang sudah bekerja keras, berkreasi, dan berusaha untuk tata panggung yang sangat baik. Pak Mamik tidak mengatakan sempurna, namun sangat baik. Pernah Rasulullah berpesan idza tammal amru bada-a naqsuhu, ketika sesuatu telah dianggap sempurna, maka mulai tampaklah kekurangannya. Pesan Pak Mamik kepada mutakhorijat, madrasah bisa selesai, kuliah bisa selesai, tapi ngaji jangan sampai selesai.
Baca juga KH. Ahmad Warson Munawwir : Sang Penulis Kamus Legendaris
Pak Mamik juga menjelaskan tentang dua golongan orang yang tidak bisa kenyang memenuhi perutnya. Pertama adalah orang yang memenuhi perutnya dengan ilmu. Kedua adalah orang yang memenuhi perutnya dengan dunia. Maka beliau mengajak para mukathorijat menjadi golongan yang pertama. Semua yang kalian tulis dan kalian pelajari selama di pesantren itu sesuatu yang sangat berharga, maka ketika pulang bawalah pulang kitab-kitab, buku catatan untuk mengaji di waktu-waktu yang selanjutnya. Dengan terus mengaji, Pak Mamik berharap para mutakhorijat bisa menjadi mukmin yang sempurna. Mukmin yang sempurna adalah ketika ia melakukan kebaikan maka hal itu membahagiakannya, dan ketika melakukan kejahatan maka hal itu membuat sedih hatinya. Tetaplah berpegang teguh dengan ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah, jangan sampai setelah boyong santri keluar dari manhaj Ahlusunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah.
Sambutan yang ketiga oleh Dr. Taufik Al-Amin, M.Si. selaku wali santri. Beliau menyampaikan rasa syukur sedalam-dalamnya selaku wali santri karena bisa melihat putri-putrinya menyelesaikan tugas mulia. Mereka sudah memberi sebuah tanda untuk melanjutkan dharma baktinya untuk orang tua, masyarakat, dan negaranya. Wali santri tidak semata-matamengharapkan ilmu, namun juga keberkahan untuk santri melalui bimbingan pengasuh dan para asatiz. Wisuda ini bukan berarti menjadikan hubungan antara guru murid menjadi terputus, meskipun nantinya akan boyong. Santri dengan kyai, dengan guru-guru tetap memiliki ikatan kuat karena guru tidak hanya memberikan ilmu, namun juga membentuk karakter para santri. Harapan dari wali santri, semoga Komplek Q semakin berkembang, semakin maju, dan terang benderang untuk memberikan kemanfaatan.
Acara dilanjutkan dengan istirahat yang diisi oleh grup hadrah Tsamrotul Muna yang kemudian ditutup oleh pembawa acara dan dilanjutkan sesi foto bersama mutakhorijat dengan keluarga.
Oleh : Hanin Nur Laili
Editor : Hab
Foto : Dokumentasi Pribadi