Yayasan Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta mengadakan pengajian akbar salawat dan doa dalam rangka memperingati Haul Gus Rifqi Ali (Gus Kelik) dan Haul Mbah Hasyimah (istri Mbah Ali Maksum) pada Rabu (17/7). Jamiyah Diba’iyyah Bil Mustofa mengawali acara ini dengan pembacaan salawat nabi dilanjutkan dengan rangkaian acara lainnya.
KHR. Muhammad Najib Abdul Qodir Munawwir turut serta hadir memimpin tahlil dan dilanjutkan sambutan oleh Ibu Nyai Ida Rufaida. Menurut Bu Ida, membaca salawat adalah bukti kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad saw.
Dalam acara ini, turut hadir pula Kapolda Yogyakarta, Irjen. H. Ahmad Dofiri dan memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan bahwa hadirnya beliau di sini mengobati rasa kangen beliau atas keinginan mondok yang tidak terpenuhi.
“Bangsa berhutang kepada pondok, kepada santri. Pondok pesantren sudah memberikan kontribusi yang besar sebelum Negara merdeka. Keberadaan pesantren sebagai benteng kontra terhadap radikalisme,” tutur beliau.
Acara ini mayoritas dihadiri oleh para dzuriyah, santri putra-putri Pondok Pesantren Krapyak, dan masyarakat sekitar. Puncak acara ini, mau’idhoh hasanah oleh Habib Novel Al-Aydrus dari Solo.
Pada kesempatan ini, beliau kembali mengingatkan bahwa semua hal yang ada di dunia ini merupakan sebuah titipan dari Allah. Untuk itu, kita harus berbagi dan merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Selain itu, doa merupakan kekuatan yang luar biasa tetapi jangan menggunakan akal. Sebab, doa merupakan sesuatu yang tidak masuk akal dan Allah di luar semua logika. Ketika menggunakan logika, kita hanya akan tenggelam dengan logika itu. Jadi, logika dipakai hanya untuk usaha, bukan berdoa.
“Jangan pernah mengecilkan Tuhanmu dengan akalmu,” ungkap Habib Novel.
Oleh: Anu’ma Syifaus S