Namanya Aeni Nahdiyati. Mungkin sebagian santri Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek Q sudah tidak asing lagi dengan sosok yang satu ini. Perempuan cantik kelahiran 1994 yang sekarang bermukim di Turki ini adalah salah satu sosok yang cukup populer di Komplek Q, Terutama bagi santri yang tahfiz. Hal ini dikarenakan banyaknya cerita-cerita positif yang berkembang di kalangan santri tahfiz yang bermunculan terkait sosok yang satu ini.
Prestasi dan hafalan yang gemilang membuat sebagian santri menjadikan sosok yang satu ini sebagai idola. Hal ini merupakan hal yang lumrah di kalangan santri karena banyak juga para santri yang ketika menghafal Alquran membutuhkan motivasi yang dapat mendorong mereka untuk selalu rajin dan giat menghafal, ketika semangat menghafal perlahan-lahan mengendur, agar bisa segera mencapai apa yang menjadi cita-cita luhur mereka. Oleh karena itu, di sini akan sedikit diceritakan bagaimana perjalanan sosok yang satu ini dalam menghafal Alquran dan juga motivasinya hingga menjadi salah satu mahasiswi pascasarjana di salah satu universitas di Turki.
Mbak Aeni, begitu ia disapa, memiliki keinginan untuk menghafal Alquran dimulai sejak ia masih kecil. Hal ini dikarenakan banyaknya motivasi yang ditanamkan di dalam dirinya oleh sang ibunda yang dulunya memiliki keinginan serupa namun tidak kesampaian. Sang ibunda akhirnya bercita-cita bahwa semoga nantinya anak-anaknya ada yang mampu mewujudkan cita-cita beliau yakni menghafal Alquran. Hal inilah yang menjadi motivasi utamanya untuk menjadi seorang penghafal Alquran. Selain itu, dukungan yang terus mengalir dari sang ibunda juga turut serta dalam proses menghafal yang dilaluinya. Meskipun tidak mondok dalam kurun waktu SD hingga MA, akan tetapi kedua orangtuanya terutama sang ibunda yang selalu mengajari dan menyimak hafalan yang dilakukan oleh Mbak Aeni.
Menginjak MTs, sang ibunda yang seorang alumni pondok pesantren Langitan dan Lasem mencoba mengajarkan kepada putrinya untuk menghafal Juz ‘Amma dan kemudian disimak oleh beliau. Lambat laun, hafalan yang dimiliki oleh Mbak Aeni semakin bertambah hingga pada akhirnya pada saat lulus dari MA NU BANAT Kudus ia telah memiliki hafalan sebanyak 3 juz.
Memasuki bangku perkuliahan, ia memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan mengambil jurusan Tafsir Hadist pada tahun 2012. Selain menempuh pendidikan Sarjana, ia juga nyantri di Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek Q. Tujuannya adalah agar mampu untuk meraih cita-citanya yang lain yaitu menjadi seorang Hamilul Quran. Akan tetapi, tidak mudah untuk memulai proses menghafal di pondok ini. Hal ini dikarenakan statusnya yang belum pernah mondok sebelumnya. Akhirnya oleh Kiyai Ahmad Warson, ia ditempatkan di Q4 yang tidak fokus pada Alquran saja akan tetapi juga kitab. Kemudian pada saat ada pendaftaran untuk Tahfiz ia mencoba untuk mengikuti dan syukurnya ia diterima dan kemudian ditempatkan di Q6 yang memang menjadi asrama khusus Tahfiz untuk di Komplek Q.
Hal yang menarik adalah bahwasanya meskipun ia sibuk dengan menghafal Alquran, akan tetapi dari segi akademik juga ia mampu membuktikan bahwa ia mampu untuk menjadi seorang akademisi yang mampu mengembangkan ilmunya di ranah kampus. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaiannya yang bisa menjadi seorang wisudawati ditahun 2015 akhir yang jika dihitung lebih cepat satu semester untuk meraih gelar sarjana. Sedangkan hal yang menakjubkan lainnya adalah ia juga sebelumnya sudah menjadi seorang khotimat pada saat khataman dipondok pesantren Al Munawwir di awal tahun 2015.
Selesai dengan pencapaian tersebut, ia memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan pascasarjananya di luar negeri. Pada awalnya tidak ada dalam benaknya untuk melanjutkan pendidikannya ke Turki. Niat dan motivasinya hanya sebatas ingin melanjutkan pendidikannya ke luar negeri entah itu di mana saja. Keinginan ini muncul karena ia dikelilingi oleh orang-orang yang mereka juga merupakan seorang alumni luar negeri seperti beberapa dosennya yang merupakan lulusan dari Jerman dan Kanada, dan juga beberapa saudaranya yang merupakan lulusan dari Mesir, Sudan, dan Australia. Hal inilah yang menjadi motivasi baginya untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Hingga pada akhirnya takdir mengantarkan ia pada sebuah negara yang menjadi perbatasan benua Asia dan Eropa, yaitu Turki.
Sekarang ia menjadi seorang mahasiswi di salah satu universitas yang ada di kota Konya,Turki dengan jurusan yang sama dengan program sarjananya yaitu tafsir. Kesibukannya sekarang adalah selain menjadi seorang mahasiswi yang sibuk dengan tesisnya juga merupakan isteri dari Arfandi Budiman.
Oleh: Zumrotul Luthfiah