Malam yang gelap menenggelamkan pikirku
Terdiam menangis mengabu
Aku telah mati sebelum hari ini
Dikubur sedih yang tak terucap
Sayang seribu sayang
Dalam makam aku sendirian
Tidak ada penerang, bahkan ibu seorang
Apa kesalahanku?
Daun berjatuhan hari itu
Akankah tumbuh menjadi pohon baru
Aku mengabu, aku membisu
Lara yang tidak terobati hanya menjadi bom waktu
Siapa yang menunggunya meledak?
Tidak ada. Perasaan itu terabaikan
Terkubur sedih yang dibiarkan
Bom itu meledak
Tapi bukan amarah
Melainkan hampa, sehampa makam tanpa ibu
Aku mati
Dibunuh ucap dan tawa yang tidak disengaja
Aku mati
Ditinggal cinta alam semesta
Aku mati
Kehilangan mimpi sekali lagi
Tak pernah ku mengucap dusta, tetapi jujurku musibah
Tak pernah aku khianat, tapi setiaku naif
Aku mencintaiku seorang, tapi aku tertolak
Membela sepotong hati yang remuk
Tidakkah Tuhan iba dengan dengan hambanya yang kecil nian ini
Oleh: Hafilah Faniah
Pictured by Annie Spartt on Unsplash