Madrasah Salafiyah III Al-Munawwir Krapyak mengadakan Kuliah Umum dan Awwalussanah pada hari Senin, 31 Januari 2022. Acara bertempat di Mushala Barat dan dimulai sekitar pukul 19.30. Awwalussannah ini sebagai tanda dimulainya kembali kegiatan belajar mengajar di madrasah Komplek Q. Awwalussannah kali ini menjadi pembuka pemberlakuan kembali madin offline atau tatap muka secara langsung, setelah beberapa waktu lalu pembelajaran secara online karena pandemi.
Pra acara Awwalussannah diisi oleh grup hadrah Tsamrotul Muna. Kemudian acara dipandu oleh Siti Addinul Nashihah sebagai MC. Acara ini turut menghadirkan ustaz dan ustazah, perwakilan pengurus pusat, perwakilan pengurus Madrasah Salafiyyah I, II, IV, dan V, beberapa tamu undangan serta santri-santri madrasah Komplek Q. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat nabi oleh Fatkhia Lina. Kemudian sambutan-sambutan yang meliputi; sambutan perwakilan santri oleh Sayyidah Latifah Hamid, sambutan perwakilan pengurus pondok oleh Mustakhiqqul Jannah, dan sambutan Kepala Madrasah sekaligus perwakilan pengasuh oleh Ustaz Agus Najib, S.Ag.
Baca juga Sejarah Singkat dan Eskalasi Semangat Hari Kelahiran NU ke-96
Kuliah Umum yang juga merupakan kuliah perdana oleh Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag. Pak Mustaqim menceritakan bahwa Komplek Q sudah menjadi bagian dari sejarah hidupnya, karena Pak Mustaqim juga termasuk santri dari pendiri Komplek Q, yakni Sang Pioner Kamus Al-Munawwir, Kyai Ahmad Warson Munawwir. Pak Mustaqim nyantri di Krapyak sejak 1988. Dengan Kyai Warson, Pak Mustaqim pernah mengaji kitab-kitab di antaranya; Alfiyyah Ibnu Malik, Al-Muhadzab, Balaghoh al-Wadhihah, Kifayah al-Akhyar,dan Jawahir al-Bukhori.
Pak Mustaqim menekankan kepada santri-santri bahwa yang harus diteladani dari Kyai Warson adalah ketekunan beliau dalam mencintai ilmu. Bahkan Kyai Warson pernah sampai sakit ambeien karena terlalu sering duduk untuk mutholaah atau menulis kamus. Meskipun sudah alim, setiap kali akan mengajar Kyai Warson selalu mempersiapkannya dengan mutholaah semalaman.
Pak Mustaqim mengambil tema “Pentingnya Hifdzul Aql” pada kuliah umum kali ini. Hifdzul Aql berarti menjaga akal. Dalam Maqashid as-Syariat terdapat 5 tujuan dari syariat: (1) Hifdz ad-Din atau menjaga agama. Salah satu bentuk menjaga agama adalah dengan menegakkan salat. (2) Hifdz an-Nafs atau menjaga diri. Contohnya dengan memakai masker, handsanitizer, menjaga jarak, menghindari bersalaman terlebih dahulu selama pandemi. Hal ini bukan berarti tidak beretika karena tidak mau bersalaman, namun menyesuaikan dengan realitas yang berubah.
Baca juga Surat Cinta dari Sangkakala
(3) Hifdz al-Aql atau menjaga akal. Ini menjadi poin penting. Awwalussanah sebagai tanda dimulainya kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu bentuk dari Hifdz al-Aql. Hifdz al-Aql sendiri terbagi menjadi dua, min haitsu al-wujud (produktif) dan min haitsu al-adam (protektif). Menjaga akal secara produktif contohnya kegiatan belajar dan mengajar, ta’lim wa ta’alum. Menjaga akal secara protektif contohnya menggunakan helm saat bepergian, karena helm melindungi kepala yang merupakan tempat bagi otak atau akal kita. Belajar dengan sungguh-sungguh, ngaji sing tenanan juga bagian dari birrul walidain. Dalam hal ini Pak Mustaqim mencontohkan dalam konteks madrasah maupun kuliah, “Anda sedang membuat orang tua rida dengan lulus tepat waktu.”
(4) Hifdz an-Nasl atau menjaga keturunan. (5) Hifdz al-Mal atau menjaga harta. Kemudian pada tafsir kontemporer terdapat lagi dua maqashid tambahan: hifdz ad-Daulah atau menjaga negara dan hifdz bi-ah atau menjaga lingkungan.
Acara dilanjutkan dengan doa penutup yang dipimpin oleh Pak Mustaqim. Kemudian pengumuman dan pembagian hadiah juara kelas, the best sorogan, dan juara class meetting.
Oleh: Hanin Nur Laili