Cara Mengendalikan Amarah menurut Habib Quraish Shihab

Diposting pada

Marah atau amarah yang dikeluarkan dalam bentuk mengekspresikan perasaannya adalah suatu bentuk naluri yang wajar bagi setiap manusia. Menurut Habib Quraish Shihab marah tidak selalu berupa emosi yang terluapkan, sikap tidak senang melihat sikap orang lain yang kita tidak setuju juga bisa disebut marah, yaitu marah dalam hati.

Habib Quraish Shihab membagi amarah menjadi dua macam. Ada amarah pada tempatnya dan ada amarah tidak pada tempatnya. Kira-kira kita tergolong di amarah yang mana ya, jika sedang mengekspresikan amarah kita? Amarah yang sudah pada tempatnya atau justru tidak pada tempatnya?

Amarah yang pada tempatnya adalah kemarahan yang terjadi karena adanya suatu penganiayaan atau sesuatu yang pada tempatnya marah, sedangkan amarah yang tidak pada tempatnya adalah perkara yang dipicu oleh setan yang mengakibatkan seseorang tidak bisa menguasai diri dengan emosi yang meluap-luap.

Agama tidak melarang, apabila amarah itu ditempatkan pada tempatnya. Tetapi agama menyuruh kita untuk menahan amarah terlebih dahulu. Menahan amarah itu bukan berarti “jangan marah” melainkan menahan untuk berpikir terlebih dahulu untuk mengukur batas kemarahan. Berpikir “Apakah sudah wajar marah atau tidak? Sudah tepatkah marah kepada orang tersebut atau malah ada orang yang menjadi penyebabnya? Sudah tepatkah memarahinya di tempat ini?”

Orang bijak berkata “Silahkan marah asalkan jangan nampak di air muka!”

Jika sangat sulit dan tetap tampak, maka lakukan tiga hal:

  1. Jangan sampai lidah bergerak (berucap)
  2. Jika harus lidah berucap, jangan sampai melampaui batas
  3. Kalau harus melampaui batas, jangan sampai tangan bergerak

Karena pengendalian amaran berkairan erat dengan pengendalian nafsu., maka dari itu Nabi berkata: لا تغضب ولك الجنة ‘Janganlah marah! maka bagimu surga’.

Demikian cara mengendalikan amarah menurut Habib Quraish Shihab. Semoga bermanfaat!

Oleh: NSW

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=ovfYbAUUYwE