KH. A. Warson Munawwir dikenal sebagai penyusun kamus Arab-Indonesia terlengkap setebal 1634 halaman. Disusun dari saat masih menjadi santri KH Ali Maksum yang menjadi Guru Besar di Ponpes Krapyak hingga almarhum menjadi guru di Ponpes Krapyak. Butuh perjuangan panjang dan tak mudah saat menyusun satu-satunya kamus terlengkap itu. Berguru langsung

Oleh Ust. Kholid Rozaq Setiap bulan Ramadlan, di masjid-masjid tentulah diadakan sholat tarawih, dan masjid di pondok-pondok pesantren termasuk di dalamya. Masjid yang berada di lingkungan pondok pesantren akan lebih terasa istimewa pelaksanaan sholat tarawihnya. Keistimewaan ini dikarenakan  imam tarawih membaca surat Alquran 30 juz yang terbagi dalam 28 hari,

Santri dan alumni dari Pondok Pesantren pasti merasa dekat atau mungkin ingin dekat dengan bapak dan ibu pengasuh pondok serta memiliki kenangan tersendiri yang melekat pada masing-masing individu. Setiap pengasuh memiiki cara masing-masing dalam mengajar santrinya. Seperti halnya Bapak K.H. Ahmad Warson Munawwir. Beliau telaten ngopyaki mengaji, sorogan, dan mengabsen

Jum’at, 06 Juli 1942 suasana Pesantren Krapyak terasa meresahkan. Sehabis jama’ah salat Jum’at, Ibu Ny. Jamalah binti KH. M. Munawwir, mendapuk dirinya untuk senantiasa setia menemani ayahanda hingga ajal merenggut nyawanya. Beliau, KH. M. Munawwir menghembuskan nafas terakhirnya setelah menderita sakit 16 hari lamanya. Selama kurang lebih 33 tahun beliau