Aku manusia…
Yang berawal dari segumpal tanah dan segumpal darah,
lalu ditiupkan padanya ruh agar ia mampu bergerak dan menjadi khalifah (pemimpin) bagi dirinya dan orang lain.
Aku manusia…
Yang seiring berjalannya waktu, bertegur sapa dengan dosa dosa dunia, melupakan ancaman ancaman yang nyata, membiarkan luka batin terbengkalai hingga menjadi dendam adanya.
Aku manusia…
Yang terus menerus bertanya tentang dunia dan seisinya, tentang suka cita didalamnya, tentang kesibukan yang teramat memabukan jiwa, tentang nurani yang tak bertuan, tentang akal yang kian menggila.
Aku manusia…
Yang terpekur di antara malam, yang merenung ketika pagi menjelang, yang membaur ketika fajar kemudian menghilang.
–
Oleh: Silfi Ainun Nisa
Foto: Kenrick Mills on Unsplash