Gus Muwafiq: Manusia Sering Ribut karena Lupa Asal-usulnya

Diposting pada

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Potongan QS. At-Tin: 4 tersebut telah menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Hidung manusia, bentuknya lebih baik dari kambing. Mulutnya, tangannya juga bisa digunakan untuk apa saja. Berbeda dengan makhluk yang lain, manusia memiliki kelebihan.

Ada dua kelebihan yang dimiliki oleh manusia, yaitu paling baik dan paling menangan. Tidak ada yang bisa mengalahkan manusia di bumi. Misalnya saja, hutan bisa habis dan gundul karena ditebang oleh manusia, gajah bisa mati diburu manusia, gunung bisa habis karena diambil batunya, bahkan burung terbang bisa mati tertembak. Manusia ini pemenang, bentuknya paling baik. Namun, manusia sering lupa asal-usulnya.

Kita sudah dibiasakan oleh pendahulu kita untuk tidak melupakan bahwa apa yang hari ini terjadi merupakan buah dari peristiwa di masa lalu. Apa yang terjadi hari ini tidak tiba-tiba terjadi, namun karena adanya masa lalu. Masa lalu tidak untuk dilupakan agar di masa mendatang tidak mengulangi apa yang keliru di masa lalu. Meskipun begitu, manusia tempatnya salah dan lupa.

Kelupaan manusia pertama kali, yang paling sering, yaitu lupa asal-usulnya. Bahkan orang sekarang tidak tahu asal-usulnya. Sebenarnya, manusia bukan penduduk bumi, melainkan penduduk langit. Kita ini lah sesungguhnya alien. Kita ini pendatang, yang asli penduduk bumi itu bukan manusia, tetapi buaya, kucing, kadal yang asli bumi. Manusia merupakan penduduk langit bersama iblis dan malaikat. Kemudian diperintahkan oleh Allah turun ke bumi untuk jadi pemimpin. 

Baca juga

Kita telah diajarkan oleh Allah supaya tidak lupa dengan hal-hal yang sudah terjadi. Allah menurunkan Nabi Adam ke bumi, kemudian menjadikan Kakbah sebagai tanda bahwa Nabi Adam diturunkan ke bumi. Lalu Allah mempertemukan Nabi Adam dengan Siti Hawa setelah ratusan tahun di sebuah gunung yang kemudian kita sebut Jabal Rahmah.

Ketika manusia berkembang, mereka ribut karena mereka lupa asal-usulnya. Sampai akhirnya semua orang membayangkan kehidupan Nabi Adam ketika turun ke bumi. Akhirnya, diutuslah Nabi Ibrahim mencari jejak Nabi Adam dan ternyata telah runtuh kemudian dibangun kembali. Tetapi tanda tersebut bergeser lagi dan akhirnya Allah mengutus Nabi Muhammad saw. supaya tandanya tidak berubah yaitu Kakbah. Supaya tidak lupa, kemudian manusia diperintahkan ibadah haji. 

Manusia meskipun berbeda, tetap makhluk terbaik. Maka harus hidup bersama, saling bertanggung jawab. Maka, jangan merasa paling baik di antara manusia. Sebab, siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, akan diberi pemahaman dalam urusan agama. Kebaikan manusia tidak bisa berdiri sendiri, maka kalau kita baik jangan merasa paling baik. Pasti ada hal-hal yang menyertai kita yang tidak kita tahu. Kita mesti bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.

Oleh: Anu’ma Syifaus Syafa’ah

Photo by The Humantra on Unsplash

Sumber: https://youtu.be/3LE2YBelKHs