Majelis Haul dan Haflah Khotmil Qur’an menjadi puncak dalam rangkaian acara peringatan Haul Almaghfurlah KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad ke-86. Diselenggarakan pada Kamis, 12 Desember 2024 yang dimulai pukul 18.30 WIB s. d selesai. Bertempat di halaman Masjid Al-Munawwir. Haflah Khotmil Qur’an terdiri dari khotimat Juz ‘Amma bil hifdzi, 30 juz bin nadzri, 15 Juz bil hifdzi dan 30 juz bil hifdzi yang berjumlah 323 peserta. Acara yang pertama adalah pembukaan, master of ceremony membuka acara dengan bacaan al-fatihah. Dilanjutkan dengan prosesi Khotmil Qur’an para peserta majelis khotmil qur’an memasuki majelis khotmil qur’an dengan diiringi pembacaan sholawat.
Prosesi Khotmil Qur’an
Pembacaan maqro diikuti oleh seluruh khotimat secara bersama-sama. Khotimat 30 juz memulai dengan membaca surah Al Qiyamah ayat 1-40. Setelah itu, disusul dengan khotimat 15 juz bil hifdzi yang membaca surah Al An’am ayat 160-165. Selanjutnya pembacaan khotimat 30 juz bin nadzri yang membacakan surah Al Hasyr ayat 18-24. Kemudian khotimat juz amma menyusul setelahnya dengan membaca surah At Takasur sampai dengan surah Al Lahab. Selanjutnya adalah pembacaan takhtim oleh seluruh khotimat. Selepas prosesi Khotmil Quran, acara dilanjutkan dengan pembacaan do’a yang dipimpin oleh Nyai Hj. Munawwaroh. Santri dan hadirin tampak begitu khidmah mendengarkan doa yang dilantunkan oleh Bu Nyai asal Magelang tersebut.
Selanjutnya acara memasuki sesi pengalungan samir oleh Ibu Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal, Ibu Nyai Hj. Khusnul Khotimah Warson, Ibu Nyai Hj. Umi Salamah, Ibu Nyai Hj. Musta’anah Saniyah Najib, ibu Nyai Hj. Lu’luil Maftuhah Hamid kepada khotimat 30 juz bil hifdzi dan perwakilan untuk kategori yang lainnya. Suasana tampak haru ketika wali santri khotimat 30 juz bil hifdzi naik ke atas panggung untuk foto bersama santri dan pengasuh. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Sambutan yang pertama oleh Ibu Nyai ida Fatimah Zainal, M. Beliau dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kehadiran Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan wujud nyata dukungan terhadap kemajuan perempuan, khususnya para santri. Beliau berharap dengan kehadiran sosok inspiratif seperti Ibu Menteri, para khotimat akan semakin termotivasi untuk membuktikan bahwa perempuan mampu berkontribusi dalam berbagai bidang dan meraih kesuksesan.
Sambutan yang kedua oleh Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Dra. Arifatul Choiri Fauzi M. Si. Dalam sambutannya, Ibu Menteri menyampaikan bahwa Alquran bukan hanya merupakan mukjizat terbesar, tetapi juga solusi atas segala permasalahan. Beliau menambahkan, dengan menghafal Alquran, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala yang besar, tetapi juga memperoleh banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Beliau berpesan kepada seluruh santri, “Jadilah teladan bagi semua orang.”
Dalam sambutannya, beliau mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Nasai, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ، قَالُوا: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: أَهْلُ الْقُرْآنِ هُمْ أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ
Yang artinya:
Dari Anas r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah memiliki keluarga dari kalangan manusia.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahlul Quran, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang istimewa-Nya.”
Ibu Menteri menutup sambutannya dengan doa, semoga para santri dapat menjadi orang yang besar dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dilanjutkan dengan doa penutup oleh Syekh Zakariya Muhammad Marzuq Al Husaini beliau sendiri merupakan seorang khatib dan imam masjid di Al Azhar Asy-Syarif, Cairo, Mesir. Selain itu, beliau juga salah satu pengajar di Universitas Al Azhar dan Mustasyar PCINU Mesir. Setelah rangkaian acara selesai seluruh khotimat meninggalkan majelis Khotmil Quran.
Majelis Haul KH. Muhammad Munawwir
Acara selanjutnya yaitu majelis haul. Dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan syi’ir Munawwiriyah, dilanjutkan dengan tahlil dan doa yang dipimpin oleh KH. R. Abdul Hamid Abdul Qodir. Dilanjutkan dengan Sambutan oleh KH. Hilmy Hasbulloh Muhammad, beliau menyampaikan sambutan sebagai ahlul bait pelaksanaan haul.
Sambutan yang kedua adalah sambutan dari ketua umum PBNU beliau menyampaikan bahwa pondok pesantren itu yang menjadi inti atau ukuran utamanya adalah keramatnya seorang kyai. Jika seorang kyai tidak memiliki keramat, maka apakah santrinya banyak atau sedikit itu sama saja? Bukanlah menjadi sebuah pondok pesantren yang sejati. Keramatnya seorang kiai itu terlihat dari jejak (atsar) pondok pesantren yang didirikan oleh para kiai tersebut.
Pondok Krapyak ini jika orang melihat dari jejaknya, juga dapat menunjukkan keistimewaan yang luar biasa, sesuatu yang keluar dari kebiasaan (kholiqul ‘adah). Karena jejak yang begitu meluas, pengaruhnya sangat besar dan bertahan dalam waktu yang lama. Sambutan selanjutnya oleh KH. Irfan Yusuf Hasyim, beliau menyampaikan sambutan sebagai perwakilan Badan Penyelenggara Haji dan Umroh .
Mau’idhoh hasanah oleh KH. Mustofa Aqil Siradj beliau menceritakan kisah Mbah Munawwir. Kyai Munawwir dikenal sebagai Madrrul Quro’ (sumber ilmu Al-Qur’an). Banyak pondok pesantren di seluruh Indonesia menggunakan waqaf Krapyak yang dicetuskan oleh Mbah Munawwir.
Beliau juga menjelaskan tentang Al-Qur’an: Qur’an adalah Kitabun ‘Adzim min Rabbil ‘Adzim biwasithatil Malakil ‘Adzim ila Nabiyyin ‘Adzim fi Waqtin ‘Adzim wa fi Mahalil ‘Adzim.
(Qur’an adalah kitab yang agung, dari Tuhan Yang Maha Agung, melalui perantara malaikat yang agung, kepada nabi yang agung, diturunkan pada waktu yang agung, di tempat yang agung).
Al-Qur’an adalah kitab yang mulia. Apa pun atau siapa pun yang bersentuhan dengan Al-Qur’an pasti menjadi mulia. Malaikat Jibril, yang mendapatkan mandat menyampaikan Al-Qur’an, adalah malaikat yang paling agung. Kanjeng Nabi Muhammad saw., yang menerima Al-Qur’an, adalah pemimpin para nabi.
Malaikat Jibril menurunkan Al-Qur’an pada malam yang mulia, yaitu malam lailatul qadar, yang terjadi di bulan Ramadan, menjadikan bulan tersebut sebagai bulan yang paling mulia. Orang yang membaca Al-Qur’an pasti akan menjadi mulia. Bahkan, bagi mereka yang istiqomah membaca Al-Qur’an, bacaannya akan dijadikan oleh malaikat sebagai teman di liang lahat..
Berakhirlah acara peringatan Haul KH Muhammad Munawwir Ke-86 dengan dituup oleh MC Acara Haul KH. Muhammad Munawwir ke-86.
Pewarta: Rahwa Maryam Az Zahra
Foto: Arsip Media Al-Munawwir