HARI PEDULI SAMPAH NASIONAL

Diposting pada

Sejarah asal mula Hari Peduli Sampah Nasional yang diperingati pada tanggal 21 Februari bermula dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang mencanangkan untuk pertama kalinya dengan tujuan mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005. Karena pada tanggal tersebut terjadi peristiwa Leuwigajah, di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa. Peristiwa tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya, 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah. Dari tragedi Leuwigajah itulah yang memicu lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). 

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (B3), Rosa Vivien Ratnawati dalam Konferensi Pers di Jakarta (16/2/2022), menyatakan bahwa tema HPSN tahun 2022 ini menyinergikan tiga program utama Kementerian LHK yaitu, pengelolaan sampah, pengendalian perubahan iklim dalam hal pengurangan emisi di program kampung iklim (Proklim), serta Perhutanan Sosial. 

Dengan mengambil tema “Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim”, HPSN 2022 diharapkan menjadi platform untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong untuk mengendalikan dampak perubahan iklim yang timbul dari sektor sampah di tingkat paling tapak. 

HPSN tahun ini KLHK ingin peringatan tersebut diikuti oleh masyarakat hingga tingkat tapak atau paling dasar. Sehingga yang diutamakan adalah kampung iklim yang sudah dibangun sebanyak 3 ribu kampong itu bisa melakukan pengelolaan sampah dengan baik.  “Dari kelola sampah yang kebanyakan organik tersebut bisa menghitung kontribusi penurunan gas emisi rumah kaca. Kita tahu yang dihitung penurunan gas emisi adalah dari sektor limbah, sementara limbah terbagi 2 yakni padat dan cair. Jadi, HPSN kali akan diintegrasikan bagaimana sampah dikelola dengan baik di kampung iklim bersama masyarakat dan perhutanan sosial akan berikan kontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati dalam konferensi pers daring, Rabu (16/2).  

HPSN mengingatkan semua pihak bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian utama yakni dalam hal penanganan dan pengelolaannya yang memerlukan pelibatan seluruh komponen masyarakat.

Oleh : Laili Ulfatul Millah

Sumber :

Photo by OCG Saving The Ocean on Unsplash