Suara rintihan bertajuk nestapa
Teriakan membenarkan diri,
Bahkan tak berwujud kasat mata
Kedua telapak tangan terombang-ambing
Seraya menjadi penopang kening
Kemana mata mencari arah titik dosa
Sementara keserakahan dan keangkuhan tetap merajalela
Hitam adalah wujud diri
Dan putih adalah jalan yang dipijaki
Kemana jejak kaki akan menancapkan diri
Ke kanan atau ke kiri
Sedangkan telinga masih mengiyakan segala berita
Mulut tak mampu menafikan segala yang terucap
Tangan masih dengan mudahnya melumat segala yang ada
Hati masih saja goyah dengan nafsu yang tamak
Lalu apa?
Wajah masih mampu mendongak
Sementara kedua tangan masih terus menengadah?
Kemana rasa malu dalam diri?
Berserah bukan berarti pasrah
Kini, tangan menengadah
Dengan hati yang tulus berserah
Teguhkan iman dalam diri, ya Rabb
Tunjukkan jalan ridlomu, Allah..
–
Oleh: Mustakhiqqul Jannah
Foto: by christophe Dutour on Unsplash