Alat Mandiku,Alat Mandimu, Alat Mandi Kita Semua

Diposting pada 76 views

Pondok Pesantren Babul Qur’an adalah salah satu pondok pesantren yang terkenal akan santriwatinya yang begitu sopan kepada para Kyainya. Oleh sebab itu, tidak heran jika banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren Babul Qur’an. Di pondok itu ada lima anak yang sangat terkenal di kalangan teman-temannya, mereka adalah Aura, Sinta, Billa, Firda dan Dini. Mereka terkenal bukan karena mereka pintar, tetapi karena kebiasaan mereka yang selalu membuat perut teman-teman mereka tertawa terpingkal-pingkal. Setiap pagi, kegiatan di pondok adalah jalan sehat dan senam ceria. Lima anak itu selalu terlambat saat mengikuti kegiatan tersebut, sehingga para ustazah pun sampai bosan menghukum mereka karena sudah berkali-kali dikenakan hukuman tetapi tetap saja mereka terlambat mengikutinya.

Hingga suatu saat terjadi perdebatan antara lima anak tadi dengan ustazahnya.

Ustazah:“Astagfirullah Ya Ukhti! Kenapa kalian lagi yang terlambat?”

Sinta:“Afwan ustazah, kita baru bangun. Tadi malam kita ngerjakan tugas yang wajib dikumpulkan siang ini.”

Ustazah:“Alaahh.. Banyak sekali alasan kalian. Beberapa kali selalu tugas yang dijadikan alasan. Untuk hukuman kali ini, kalian harus membersihkan got di depan asrama sampai bersih.”

Firda :“Waw! Kotor ustazah, jijik sekali itu gotnya.”

Ustazah:“ Udahlah dikerjain dulu, nanti gak bakal kerasa kok.”

Akhirnya mereka semua langsung kembali ke asrama dan bersiap untuk membersihkan got dengan wajah yang begitu kesal. Setelah bersiap menggunakan seragam pilihan khusus untuk membersihkan got, mereka mengambil alat P3K (Pembersih Pencemaran pada Kalenan) istilah para santriwati di pondok Babul Qur’an. Mereka pun menuju ke tempat tujuan dan kaget dengan keadaan yang dilihatnya.

Billa:“Subhanallah! Keadaan ini sungguh terlalu.”

Baca Juga:  Duka Alam Semesta

Aura:“Ada apa dengan itu Tuhan! Semuanya campur aduk didalam sana.”

Dini:“Yaudah nggak apa apa, kita bersihkan langsung saja biar cepet selesainya.”

Firda:“Iya biar bisa tidur sepuasnyeee.”

Sampah – sampah dari yang kecil sampai yang besar diambil oleh mereka, meskipun mereka jijik tetapi mereka tetap melakukannya bersama-sama. Mereka tidak merasa malu, banyak teman-temannya yang menertawakan mereka. Mereka tidak peduli apa yang dilakukan teman-temannya pada mereka.

Hari semakin siang dan mereka pun telah selesai membersihkan got depan asrama dengan bersih. Setelah itu, Mereka kembali ke asrama untuk mengambil alat mandi dan segera membersihkan diri sebelum sholat dhuhur. Mereka berlima bersama-sama menuju kamar mandi pangkat seribu. Santriwati Babul Qur’an menyebutnya kamar mandi pangkat seribu karena jumlahnya begitu banyak. Dari lima anak tersebut ada keunikan tersendiri dari masing-masing anak. Sinta hanya membawa gayung, Aura membawa sikat gigi, Billa membawa sabun kesayangannya, Dini membawa pasta gigi, dan Firda membawa tangan kosong alias tidak membawa apa-apa. Kebiasaan ini sudah mereka lakukan selama mereka bersahabat di pondok pesantren Babul Qur’an ini. Di depan kamar mandi mereka bertemu dengan ustazah mereka.

Ustazah:“ Assalamualaikum Ya Ukhti! Apakah kalian sudah menyelesaikan tugas kalian?”

Aura:“Waalaikumsalam Ustazah! kami sudah menyelesaikan tugas yang ustazah berikan.”

Ustazah:“Alhamdulillah! Terima kasih telah menyelesaikan tugas yang saya berikan. Sekarang silahkan membersihkan diri dan bersiap ke masjid untuk jama’ah sholat dhuhur!”

Firda :“Na’am Ustazah.”

Ustazah:“Loh ngomong-ngomong itu kok masing-masing hanya membawa satu alat mandi?”

Dini:“Iya ustazah, ini milik kita masing masing.”

Ustazah:“Firda, kamu kok tidak membawa alat mandi sama sekali?”

Firda:“Jadi begini ustadzah, kami memiliki prinsip.”

Baca Juga:  Alya dan Mbak IBJ

Ustazah:“Apa itu?”

Firda:“Alat mandiku,alat mandimu, alat mandi kita semua.”

Ustazah:“Astagfirullahh!Kebiasaan yang sangat mengenaskan.”

Mereka pun tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi ustazah. Akhirnya, mereka langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mereka saling bergantian memakai alat mandi karena mereka memegang teguh prinsip alat mandiku, alat mandimu, alat mandi kita semua.

Oleh: Ima Nur Mahmudah

Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels