Oleh : Ustadz Agus Najib
Pertanyaan : Bagaimanakah ketentuan fiqh jika wanita menutupi wajahnya dengan memakai cadar ketika shalat ?
Jawaban:
Makruh menutupi wajahnya ketika shalat kecuali bila berada di kalangan banyak laki-laki ajnabi maka wajib menutupi wajahnya dengan cadar jika dikhawatirkan akan terjadi fitnah.
Ta’bir:
Kifaayatul Akhyaar:
ويُكره أن يصلي في ثوب فيه صورة وتمثيل ، والمرأة متنقّبة إلا أن تكون في مسجد وهناك أجانب لا يحترزون عن النظر ، فإن خيف من النظر إليها ما يجر إلى الفساد حرم عليها رفع النقاب
Makruh hukumnya shalat dengan memakai pakaian yang bergambar atau lukisan. Makruh pula wanita memakai niqab (cadar) ketika shalat. Kecuali jika di masjid kondisinya sulit terjaga dari pandagan lelaki ajnabi. Jika wanita khawatir dipandang oleh lelaki ajnabi sehingga menimbulkan kerusakan, haram hukumnya melepaskan niqab (cadar). (Abu Bakr al-Husny, Kifayatul Akhyar, I: 142)
Hasyiyatul Jamal:
وَيُكْرَهُ أَنْ يُصَلِّي الرَّجُلُ مُلْتَثِمًا وَالْمَرْأَةُ مُتَنَقِّبَةً
Dimakruhkan laki-laki shalat dalam keadaan menutupi mulutnya dan wanita memakai cadar. (Al-Jamal Sulaiman bin ‘Umar, Hasyiaytul Jamal, Kitab Shalat)
Asnal Mathalib:
(وَيُكْرَهُ أَنْ يُصَلِّيَ) الرَّجُلُ (مُتَلَثِّمًا وَالْمَرْأَةُ مُتَنَقِّبَةً، أَوْ مُغَطِّيًا) الْمُصَلِّي (فَاهُ) ؛ لِأَنَّهُ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – «نَهَى أَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ فِي الصَّلَاةِ» رَوَاهُ أَبُو دَاوُد
Dimakruhkan seorang laki shalat dengan menutup mulut, dan dimakruhkan wanita memakai cadar dan dimakruhkan orang bershalat menutup mulutnya, karena Nabi SAW melarang seorang laki menutup mulutnya di dalamnya shalat (HR. Abu Daud)
(Abu Syaikh, Asnal Mathalib, I: 505)