Islam dan Akhlak kepada Allah

Diposting pada

Islam merupakan agama yang indah yang di dalamnya terdapat ajaran/tuntunan. Semua hal terkait kehidupan telah diatur dalam Islam, salah satunya ialah akhlak kepada Allah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akhlak mempunyai arti budi pekerti seseorang. Akhlak bersumber dari kondisi kejiwaan seseorang sehingga perbuatan yang terlihat oleh manusia disebut dengan sopan santun. Dengan begitu, seseorang dapat dikatakan sopan dan santun ketika perbuatan tersebut mengandung kebaikan, namun apabila seseorang melakukan perbuatan kebaikan yang bukan karakter dari seseorang itu, atau dalam istilahnya “dibuat-buat” maka perbuatan yang baik tersebut tidak termasuk ke dalam definisi akhlak. Maka perbuatan baik seseorang tersebut masuk kepada kategori takholluk (perbuatan yang menuju kepada kebiasaan).

Nah, selama ini kita banyak mengetahui akhlak hanya yang tujuannya hanya kepada manusia saja. Oleh karena itu, mari kita simak ceramah dari Prof. Dr. Muhammad Quraish Shibab yang terangkum dalam tulisan berikut ini.

Salah satu akhlak kita kepada Allah ialah tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 13:

إن الشرك لظلم عظيم {13} …………….

Artinya “…. Sesungguhnya menyukutan Allah itu adalah kezaliman”.

Kezaliman itu merupakan perbuatan atau tindakan yang tidak sesuai pada tempatnya. Lawan katanya ialah adil, sehingga ketika seseorang berbuat kezaliman atau dalam hal ini adalah menyukutan Allah, maka perbuatan tersebut merupakan dosa yang sangat besar. Jangankan perbuatan zalim, perbuatan yang mengesankan kezaliman pun tidak boleh.

Baca juga Ratap Hati Menunggu Pati

Dalam ceramahnya, beliau memberikan contoh bahwa apabila salah seorang menanyakan keberadaan Allah, maka artinya seseorang tersebut mengesankan bahwa Allah memilki tempat. Padahal Allah memiliki sifat laisa kamitslihii syaiun atau tidak menyerupai makhluk-Nya dalam hal apapun. Maka hal tersebut bukanlah akhlak yang baik. Sedangkan contoh akhlak yang baik adalah ketika Nabi Ibrahim as. tidak berputus asa berdo’a meminta kesehatan kepada Allah dari sakitnya yang penyebabnya adalah dirinya sendiri. Perbuatan ini adalah bentuk dari tindakan berbaik sangka kepada Allah. Umat muslim tidak boleh berputus asa, karena apabila berputus asa maka artinya dia tidak mempercayai kuasa dan kehendak Allah. Putus asa adalah bentuk prasangka buruk kepada Allah. Padahal kita seharusnya selalu berbaik sangka kepada Allah, sehingga tindakan berputus asa termasuk ke dalam dosa besar.

 

Oleh: Kamar 6D

Foto : Dokumentasi pribadi

Sumber: