Jombang, suatu daerah di Provinsi Jawa Timur terkenal memang kental dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Hal tersebut tidak terlepas dari awal mula berdirinya organisasi masa Islam itu. Dibalik suksesnya NU yang kini sudah tersebar di seluruh penjuru negeri, tentu saja ada sosok hebat yang melatar belakangi kesuksesan organisasi tersebut. Ia adalah KH. Hasyim Asy’ari, tokoh pendiri NU sekaligus pahlawan nasional dari Jawa Timur.
Berbicara mengenai sosok KH. Hasyim Asy’ari, banyak hal baik yang dapat kita petik. Seperti kisah perjuangan beliau untuk bangsa dan negara hingga perjuangannya dalam dakwah Islam. Belajar dari KH. Hasyim Asy’ari banyak pesan moral yang bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam meneladani jejak langkah tokoh pendiri NU itu.
Baca juga Hukum Menggabungkan Dua Niat Puasa Rajab dan Qadha Puasa Ramadhan
Pada tahun 1892, KH. Hasyim Asy’ari menimba ilmu di tanah suci, Makkah. Sepulangnya beliau dari Makkah, pada tahun 1899 KH. Hasyim Asy’ari mendirikan Ponpes Tebuireng. Beliau mengamalkan dan memberika ilmu yang telah beliau pelajari pada murid-muridnya di Ponpes Tebuireng.
Ponpes Tebuireng berada di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Sebelumnya kampung ini terkenal sebagai tempat yang penuh maksiat, seperti menjadi sarang perjudian, perampokan, pencurian, hingga pelacuran.
Sejak kedatangan KH. Hasyim Asy’ari secara perlahan pola kehidupan masyarakat di Tebuireng semakin membaik. Ponpes Tebuireng telah melahirkan tokoh-tokoh yang berpengaruh di negeri Nusantara ini. Ponpes Tebuireng menjadi ponpes terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.
Baca juga Awwalussannah dan Kuliah Umum Madrasah Salafiyah III T.A 2022/2023
Dalam buku KH. Hasyim Asy’ari, “Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri” yang diterbitkan Museum Kebangkitan Nasional, terungkap peran besar Hasyim Asy’ari dalam perjalanan bangsa Indonesia. Hasyim Asy’ari yang mendapatkan gelar Hadhratusy Syeikh dari kalangan ulama karena memiliki kontribusi yang sangat besar sejak sebelum Indonesia merdeka hingga saat mempertahankan kemerdekaan.
Sumber:
Oleh: Indah Prissyla Arintia
Pictured by nu.or.id