Ka’bah, sebuah bangunan suci di Makkah, yang menjadi kiblat peribadatan umat Islam di seluruh dunia dan biasa disebut Baitullah (Rumah Allah). Mengenai bangunan Ka’bah, terdapat perbedaan pendapat tentang siapa yang pertama kali membangun Ka’bah. Ada yang mengatakan Ka’bah sebelum Nabi Adam as. Menurut sejarahwan lain, Nabi Adam merupakan yang pertama kali membangun Ka’bah. Sedangkan beberapa sejarahwan sepakat bahwa Nabi Ibrahim yang membangun Ka’bah pertama kali. Wallahu A’lam.
Ka’bah didirikan oleh Nabi Ibrahim as bersama anaknya, Ismail as. Sesuai perintah Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 127, yang artinya :
“Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ‘Ya Tuhan Kami, terimalah dari kami (amal kami). Sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Tetapi, menurut Prof. Quraish Shihab dalam bukunya, “Haji dan umrah: Uraian Manasik, Hukum, Hikmah, dan panduan Meraih Haji Mabrur” beliau menjelaskan bahwa ayat tersebut memberi kesan bahwa Ka’bah dibangun sebelum Nabi Ibrahim. Hanya saja, Nabi Ibrahim bersama putranya yang meninggikan pondasi Ka’bah. Karena boleh jadi bangunan Ka’bah saat itu sudah runtuh atau bahkan rata dengan tanah.
Setelah Nabi Ismail berumur 30 tahun, dan Siti Hajar berumur 90 tahun, Nabi Ibrahim as pergi ke Makkah untuk melaksanakan perintah Allah yaitu membangun Ka’bah. Nabi Ibrahim lalu menceritakannya kepada Ismail, sehingga mereka berdua pergi untuk memulai pembangunan Ka’bah. Nabi meninggikan bangunan ka’bah menjadi 7 hasta, dengan ukuran panjang 30 hasta, dan lebar 22 hasta. Tetapi pendapat lain menyatakan tinggi ka’bah adalah 9 hasta. Pada saat itu, Ka’bah belum memiliki atap. Ka’bah dibangun dengan bahan bangunan yang berasal dari lima gunung, yaitu gunung Thursina (gunung Sinai), Thurzita, Libnan, Judi, dan gunung Nur.
Setelah bangunan Ka’bah telah tinggi, Nabi Ismail membawakan batu besar dari Jabal Qubais untuk ayahnya. Batu tersebut yang dikenal dengan Makam Ibrahim. Simbol selesainya pembangunan ka’bah ditandai dengan peletakan Hajar Aswad. Tetapi tidak disebutkan berapa lama masa pembangunan ka’bah tersebut.
–
Oleh: iqna Isti’nafiyah